Penemuan Mayat di Denpasar

Komisi Perlindungan Anak Bali Temui Tersangka Kasus Pembunuhan Teller Bank di Denpasar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ni Luh Gede Astini selaku Komisioner KPAD Bali bidang anak yang berhadapan dengan hukum. 

Awalnya ia sempat mengelak, namun akhirnya ia mengakui setelah polisi menemukan bukti luka bekas pisau di tangannya.

"Dari penyelidikan, Polda dan Polresta mengantongi ciri-ciri pelaku, yang ternyata warga asal Buleleng. Setelah itu kami lakukan penyelidikan, dan berhasil menemukan tersangka sedang bersembunyi di kos-kosan yang ada di wilayah Terminal Penarukan," terang Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto, Kamis (31/12) pagi.

Baca juga: Perilaku Tersangka Sehari Sebelum Pembunuhan Pegawai Bank, Pergi Tanpa Pamit Sampai Dicari Ayahnya

Baca juga: Ayah Pelaku Pembunuhan Pegawai Bank di Denpasar Syok & Nangis Terus: Tak Menyangka Dia Senekat Itu

Baca juga: UPDATE: Jenazah Pegawai Bank Korban Pembunuhan Diaben di Gianyar, Nanti Sore Nganyud

Selain menangkap pelaku, polisi juga menemukan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Scoopy DK 3114 KAR milik korban. "Motornya sempat digadaikan oleh pelaku di Buleleng," terang AKP Vicky .

Meski masih tergolong bocah, namun sosok PAH sudah cukup terkenal dengan aksi kriminalnya di kalangan warga Kelurahan Banyuning Timur, yang menjadi daerah tempat tinggalnya. PAH diketahui kerap mencuri.

Bahkan PAH diketahui sebagai residivis kasus pencurian kotak sesari.

Ia mencuri kotak sesari di dua pura di Buleleng beberapa waktu lalu. Kepala Lingkungan Banyuning Timur, Putu Suardika, mengatakan sejak kecil PAH menjadi korban broken home. Ayah dan ibunya sudah lama bercerai.

Sejak perceraian orangtuanya itu, PAH tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Namun nomaden alias berpindah-pindah tempat tinggal. Mulai dari di Banyuning Selatan, di Lingkungan Kalibaru, dan terakhir ngekos di Banyuning Timur.

"Berapa bulan dia ngekos di Banyuning Timur, ditinggallah sama bapak dan ibu tirinya ke Denpasar. Jadi anak ini tidak ada yang menghiraukan. Sepengetahuan saya bapaknya ini tidak punya pekerjaan tetap," ucap Suardika.

Sejak kecil, Suardika menyebut PAH memang kerap mencuri uang hingga ponsel.

"Setiap dia mencuri saya yang menangani. Kasihan sebenarnya, masih kecil sudah berani melakukan hal seperti itu. Orangtuanya juga kurang memberi perhatian," terangnya.

Kondisi ini pun diakui sendiri oleh PAH di hadapan awak media pada Juli lalu, saat polisi merilis aksi pencurian kotak sesari.

PAH mengaku nekat mencuri lantaran tidak pernah diberi uang jajan oleh orangtuanya.

Pihak keluarga pelaku mengaku tidak menyangka PAH melakukan perbuatan keji dengan mencuri disertai kekerasan hingga mengakibatkan korban Putu Widiastuti kehilangan nyawa.

Ternyata pelaku selama ini tinggal bersama ibu tirinya bernama Handayani di kosan-kosan di Ubung Kaja, yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari rumah korban.

Menurut Handayani, pelaku pergi dari kos tanpa pamit, sehari sebelum penemuan mayat korban yang bersimbah darah dan penuh luka tusukan.

Halaman
123

Berita Terkini