Corona di Bali

Kebijakan PSBB Jawa dan Bali Mulai 11 Januari, ASITA Bali: Kami Hanya Bisa Mengikuti dan Mendukung

Penulis: Karsiani Putri
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) ASITA Bali periode 2020-2025, Komang Takuaki Banuartha

“Belum ada pembicaraan ke arah sana, khususnya untuk pembukaan bagi wisatawan mancanegara (wisman), terutama di tengah kondisi saat ini,” tegasnya.

Hal ini membuat pemerintah pusat juga lebih hati-hati lagi.

Cok Ace, sebagai wakil gubernur berpesan agar masyarakat tidak lalai dan tetap tertib mengikuti protokol kesehatan.

Sembari menunggu vaksin yang disebarluaskan secara massal ke masyarakat.

“Tentunya harapan untuk vaksin ini sebanyak-banyaknya datang ke Bali.

Namun berapa jumlah pastinya, kita masih menunggu kebijakan dari pusat, karena seluruh Indonesia masih menunggu vaksin juga,” imbuhnya.

Panglingsir Puri Ubud ini menyebutkan, vaksin yang tahap awal tentunya akan disalurkan untuk tenaga kesehatan/medis.

Sebab di saat pandemi seperti saat ini, tenaga medis baik itu oleh perawat dan dokter, adalah frontliner di garis depan untuk menjaga kesehatan masyarakat.

“Melihat dari jumlah vaksin saat ini, tentunya mendukung terlebih dahulu ke tenaga kesehatan. Setelah itu ke masyarakat Bali,” jelasnya.

Cok Ace melihat, kalaupun nantinya benar PSBB diberlakukan juga di Bali, hal tersebut adalah untuk kepentingan semua orang.

Dan demi selamat dari penyebaran virus mematikan ini.

“Ini kan jelas instruksi dari pusat, cuma bagaimana di Bali tentunya nanti akan disesuaikan.

Sebab kan dari dulu kita tidak memakai istilah PSBB, namun istilah lain seperti PKM,” tegasnya.

Apapun namanya, kata dia, yang penting tidak mengurangi substansi atau kewaspadaan masyarakat Bali terhadap virus ini.

“Apapun namanya nanti, harus disesuaikan dengan kondisi kita di Bali,” ucapnya.

Halaman
1234

Berita Terkini