Museum Blanco Renaissance adalah sebuah museum yang berlokasi di Ubud.
Berawal dari keinginan Antonio Blanco, seorang pelukis untuk suatu hari nanti memiliki museum yang akhirnya terwujud di Ubud.
Isi museum didominasi dengan lukisan-lukisan fenomeal dari Antonio Blanco sendiri. Museum ini mencampurkan karakteristik budaya tradisonal Bali dengan gaya melukis ala Eropa.
Berbagai fasilitas juga disediakan oleh pengelola museum bagi wisatawan yang datang. Seperti restoran, art shop, toilet dan ruang santai.
Lokasinya beralamat di Desa Campuan, Ubud Bali dan buka setiap hari, jam 09:00 – 17:00 Wita Wisatawan lokal dapat masuk dengan membayar tiket sebesar Rp 30.000 per orang, sedangkan wisatawan asing Rp 50.000 per orang.
9. Sawah Terasering Tegalalang
Merupakan salah satu objek wisata untuk kamu pecinta alam.
Sawah Terasering Tegalalang menawarkan ruang hijau yang luas, lengkap dengan panorama alam khas Bali.
Kamu dapat menikmati suasana ala perdesaan di tengah ramainya Ubud. Kamu juga dapat menikmati makanan sambil melihat permandangan ini di restoran yang tersedia di pinggir jalan.
Mayoritas restoran menyediakan sajian khas dari Bali.
Lokasinya berada di desa Tegalalang Ubud. Biasanya kamu akan diminta biaya sekitar Rp 10.000 untuk kontribusi ke warga lokal.
10. Arung Jeram Sungai Ayung
Untuk kamu pecinta wisata alam, kamu harus mencoba melakukan arung jeram.
Sungai Ayung menjadi salah satu tempat arung jeram favorit para turis. Arung jeram ini dikategorikan sebagai kelas dua yang cocok untuk pemula, jadi kamu tidak perlu takut untuk mencoba.
Di perjalanan arung jeram, kamu akan disuguhkan panorama alam di kanan dan kiri sungai.
Tidak hanya itu, ditengah kamu juga dapat melihat seni ukir khas Bali yang terukir pada dinding sungai Ayung.
Kamu bisa datang ke Jalan Raya Ubud, Ubud, Kecamatan Ubud. Kamu akan dikenai biaya sekitar Rp350.000-Rp550.000 per orangnya, tergantung dari paket wisata arung jeram.
11. Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud
Bagi kamu pecinta budaya Bali, jangan lupa untuk mengunjungi desa wisata ini. Kamu dapat merasakan budaya dan adat penduduk Desa Nyuh Kuning yang masih tradisional menjadikannya salah satu situs wisata budaya di Bali.
Rumah-rumah warga dapat dijadikan tempat menginap, kamu juga dapat berbaur dengan penduduk lokal dan merasakan suasana Bali tempo dulu.
Ada juga tempat makan yang menyajikan makanan tradisional Bali. Pada malam hari, kamu dapat melihat berbagai tarian tradisional khas Bali dengan membayar Rp 10.000 saja.
Wisata desa ini berada di Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas, Kecamatan Ubud. Untuk sekedar berjalan-jalan disini, kamu tidak akan dikenai biaya masuk.
12. Desa Petulu
Selain Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud, ada juga Desa Petulu.
Desa ini menjadi tempat koloni tetap untuk habitat burung bangau yang dalam bahasa Bali disebut juga kokokan atau kokoan.
Kamu dapat mengamati pola hidup burung ini sambil mendengarkan kicauannya yang menenangkan.
Burung kokokan dipercaya menjadi pengawal Ida Bhatara di Pura setempat. Mereka juga menjaga desa dari gangguan hama persawahan.
Tidak heran, populasi burung kokokan yang mencapai ribuan ini menyatu dengan kehidupan warga Desa Petulu.
Desa ini berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Disarankan untuk datang di sore hari karena disaat inilah ribuan burung kokoan kembali ke sarangnya.
Bila kamu datang di siang hari, kamu hanya dapat menemukan burung kokoan jantan saja.
13. Museum dan Galeri Seni Rudana Ubud
Museum ini meramaikan deretan museum seni yang berada di Bali. Sesuai dengan namanya, museum ini dimiliki oleh seniman sekaligus kolektor seni bernama Nyoman Rudana.
Museum yang berdiri 11 Agustus 1995 ini, menawarkan beragam koleksi seni dari seniman ternama di dunia. Museum ini menawarkan karya seniman lokal Bali seperti, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Wayan Bendi, Made Wianta, dan lain-lain.
Ada juga karya seniman asing seperti, Antonio Blanco, Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait) dan Iyama Tadayuki (Jepang), dan masih banyak lagi.
Museum ini berada di Jalan Cokorda Rai Pudak No. 44, Desa Peliatan, Ubud. Museum terbuka untuk umum pada jam 08.00-17.00 Wita.
14. Pura Dalem Agung Padangtegal
Pura satu ini berada di bagian barat daya dari kawasan monkey forest Ubud. Pura ini diperuntukan untuk memuja Dewa Siwa.
Pura ini memiliki nama asli Pura Dalem Agung, tetapi karena banyaknya pura bernama sama, masyarakat lokal menambahkan kata Padangtegal.
Diperkirakan Pura Dalem Agung telah dibangun sekitar abad ke 14 pertengahan, ketika wilayah Ubud Bali di kuasai oleh dinasti Pejeng.
Kamu bisa melihat warga Hindu Bali menyelengarakan upacara keagmaan mereka. Lokasi pura berada di Jalan Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud.
Kamu hanya perlu membayar tiket masuk ke kawasan Monkey Forest saja.
15. Pura Gunung Lebah
Pura Gunung Lebah unik dikarenakan letaknya yang berada di bawah jembatan sungai Campuhan Ubud.
Pura ini diprediksi dibangun pada abad ke 8 oleh seorang pendeta dari India bernama Rsi Markandeya. Sejarah pura sangat terkait dengan nama desa Ubud.
Awalnya masyarakat membangun permukiman disekitar pura karena banyaknya tanaman obat di daerah sungai Campuhan.
Maka desa ini disebut Ubud yang berasal dari kata Ubad, artinya obat. Dewa yang dipuja di Pura ini adalah Dewa Danuring Gunung Batur. Pura ini memiliki peran dalam penyelenggaraan upacara pemberisihan alam yang diadakan setiap 100 tahun. Setiap diadakannya upacara piodalan (upacara tahunan) di pura ini, akan dipentaskan kesenian tari Calonarang pura Gunung Lebah.
Pura ini berlokasi di Jalan Raya Ubud, Sayan, Kabupaten Gianyar, letaknya dekat dengan Museum Blanco Renaissance.
Kamu tidak perlu membayar uang seperserpun untuk masuk, tapi kamu harus mematuhi aturan berpakaian yang berlaku.
16. Desa Junjungan
Ubud terkenal dengan pertunjukan tarian tradisionalnya. Kamu bisa melihat tarian tradisional ini di Desa Junjungan.
Sekitar 60 pria berpakaian sarung memberikan nyayian yang menegangkan, sementara penari menciptakan kembali sebuah kisah dari Ramayana.
Pertunjukan Kecak berlangsung setiap Senin pukul 19.00 malam di pura Desa Junjungan di Jalan Tirta Tawar. Kamu dapat menonton tarian ini dengan membayar Rp75.000 per orang.
17. Gunung Kawi Ubud
Gunung Kawi merupakan bangunan candi yang dipahat di dinding baru setinggi tujuh meter.
Tempat ini merupakan komplek pemakaman Raja Anak Wungsu dan istri-istirnya. Situs ini diperkirakan sudah ada di sekitar abad ke-11.
Untuk mencapai situs ini, kamu harus menuruni sebanyak 371 anak tangga.
Selama perjalanan turun, kamu akan disuguhi permandangan sawah dan panorama alam khas Bali.
Situs ini berada di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar dengan jarak 18 km dari Ubud. Biaya masuknya, sekitar Rp 15.000.
Biaya masuk sudah termasuk dengan sewa kain sarung yang menjadi kewajiban jika memasuki wilayah ini.
18. Pura Kehen
Kamu dapat menemukan banyak candi peninggalan masa lampau di Bali, salah satunya Pura Kehen.
Pura ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1206 dengan ketinggian 11 tingkatan. Pura ini disebut-sebut sebagai candi paling menarik di Bali.
Pasalnya, kamu dapat melihat ukiran-ukiran rumit di dinding dari pura ini. Lokasinya berada di sebelah utara pusat kota Bangli atau sekitar 30 menit dari Ubud, tepatnya di Jalan Sriwijaya, Bangli.
Untuk dapat masuk, kamu akan dikenai biaya Rp 6000 per orang.
19. Istana Tampak Siring
Istana Tampak Siring meramaikan deretan wisata sejarah yang ada di Ubud. Tempat ini menjadi tempat Presiden dan tamu negara saat berkujung ke Bali.
Istana ini dibagun 1957 dan mengalami penambahan bangunan pada tahun 2003. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama yaitu Wisma Merdeka, Wisma Yudhistira, Wisma Negara, dan Wisma Bima. Komplek istana ini berada di Jalan Tampaksiring, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar atau sekitar 15 km dari pusat Ubud.
Biaya masuk sekitar Rp 30.000 per orang dari Pura Tirta Empul.
20. Bali Bird & Reptile Park
Menjadi salah satu pilihan wisata keluarga di Bali. Taman yang berluas dua hektar ini, memiliki sekitar 1000 dari 250 jenis burung yang berbeda.
Selain burung, kamu juga dapat melihat dan mempelajari 2000 jenis tanaman tropis. Ada juga berbagai jenis reptil langkah seperti komodo, ular, katak, dan buaya.
Taman ini berada di Jalan Serma Cok Ngurah Gambir Singapadu, Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, tepatnya 11,3 km dari Ubud.
Biaya masuk ke taman ini sekitar Rp 400.000 per orang.