TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Ni Wayan Kerni sampai saat ini masih dipercaya untuk memimpin desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung sebagai kepala desa.
Wanita kelahiran, Badung 23 Desember 1977 ini kembali terpilih saat pemilihan perbekel (Pilkel) serentak di Badung dengan 2.899 suara.
Ia pun berhasil mengalahkan lawannya Wayan Narayana yang hanya memperoleh 2.286 suara.
Dengan terpilihnya kembali menjadi perbekel, dirinya pun mencatat jabatan perbekel tersebut bisa diembannya selama tiga periode yakni dari tahun 2007 hingga saat ini.
Jabatan yang diraihnya itu pun merupakan hasil kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Desa Penarungan.
Niatnya menjadi seorang perbekel menurutnya hanya sebatas ngayah, bahkan selain masyarakat yang merestui, secara niskala dirinya juga merasa tertuntun.
Ia mengaku, saat pada tahun 1991 dirinya bersama suaminya I Wayan Sudita (Alm) sudah membangun usaha jual beli emas.
Namun karena kesibukan berbisnis, pihaknya pun berkeinginan untuk hadir dihadapan masyarakat dengan aktif di banjar maupun desa.
AWAL MULA MENJADI PERBEKEL
Munculnya keinginan untuk terjun menjadi perbekel bermula dari support dan semangat PKK dan para Lanjut Usia (Lansia) yang dibina dari dulu.
Selebihnya dirinya juga sempat melaksanakan karya Ngenteg Linggih.
Nah dalam karya yang dilaksanakan keluarganya, banyak warga yang membantu saat itu.
Pada karya tersebut pun tercetus dari warga untuk menjadikan saya calon perbekel.
“Sebenarnya semua ini suport dari almarhum suami saya. Beliau mengatakan, tidak semua harus bisnis, namun berpartisipasi dengan “ngayah” juga penting dilakukan. Suami saya mencontohkan kegiatan ngenteg linggih yang dilaksanakan, banyak warga yang membantu. Sehingga almarhum berkeinginan agar kita bisa juga membantu masyarakat juga,” ujarnya sembari mengatakan beliau yang sangat mensupport saya untuk menjadi seorang perbekel.
Selain support dari keluarga, dan PKK, beberapa tokoh masyarakat juga mencarinya dan memberikan dukungan untuk menjadikan dirinya seorang perbekel.