Alasan inilah yang membuat timbulnya penanggalan Huang Di Era dan penanggalan Dao. Keduanya sama, hanya saja istilah penanggalan Dao Era atau Daoli digunakan oleh para Taois.
Ucapan Salam
Pada sekitar masa tahun baru, orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat:
Aksara Tionghoa Sederhana: 恭喜发财 - Aksara Tionghoa Tradisional: 恭喜發財 = "selamat dan semoga banyak rezeki", dibaca :
"Gōngxǐ fācái" (bahasa Mandarin)
"Kung hei fat choi" (bahasa Kantonis)
"Kiong hi huat cai" (bahasa Hokkien)
"Kiong hi fat choi" (bahasa Hakka)
"Xīnnián kuàilè" (新年快乐/新年快樂) = "Selamat Tahun Baru"
"Guònián hǎo" (过年好) = "Selamat Tahun Baru"
"Chūnjié hǎo" (春节好/春節好) = "Bagus untuk Festival Musim Semi"
"Bàinián le" (拜年了) = "Salam Tahun Baru"
"Bàinián la" (拜年啦) = "Selamat Tahun Baru"
Tradisi
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek sangat beragam.
Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam tahun baru, serta penyulutan kembang api.
Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok sering kali dinomori dari pemerintahan Huangdi.
Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2017 Masehi, "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4715, 4714, atau 4654.
Tahun Baru Imlek di Indonesia
Pada era Orde Lama, Imlek tidak bisa terlepas dari dimensi politik.
Kala itu, perayaan Imlek diberikan tempat karena Presiden Soekarno membangun persahabatan dengan pemerintah Tiongkok.
Apresiasi pemerintah terhadap Imlek itu dibuktikan dengan kebijakan Soekarno mengeluarkan Ketetapan Pemerintah tentang Hari Raya Umat Beragama Nomor 2/OEM Tahun 1946.