Berita Bali

Bahas Penyelamatan Pariwisata Bali dengan Menparekraf Sandiaga, Koster: Semakin Cepat Semakin Baik

Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Widyartha Suryawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan pertemuan tertutup di rumah dinas Gubernur Bali, Kamis 11 Februari 2021.

Baru-baru ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung  IGN Rai Suryawijaya mengungkapkan fakta menarik. 

Banyak Hotel di Ubud Bali Belum Laku Dijual, Kadisparda: Fenomena Jual Hotel Sulit Dihindari

Dia menyebut saat ini kurang lebih 60 hotel Pulau Bali yang akan dijual pemiliknya.

Namun, di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 belum ada investor lokal maupun asing yang sepakat membeli.

"Puluhan hotel atau kurang lebih ada sekira 60 hotel sekarang on sale artinya mau ditawarkan untuk dijual. Saya rasa orang punya uang pun masih berpikir saat sekarang. Jadi kalau ingin pariwisata Bali selamat harus secepatnya pemerintah pusat membantu kita," kata Suryawijaya, Jumat 5 Februari 2021.

Dia mengatakan, bisnis perhotelan di Bali sangat terpukul oleh pandemi virus corona.

Saat ini rata-rata tingkat hunian atau okupansi hotel hanya satu digit sedangkan jumlah kamar hotel di Bali sebanyak 146 ribu unit.

"Saat ini tingkat hunian hotel di Bali hanya single digit, jadi ada satu hotel miliki 100 kamar cuma isi 5 kamar. Punya kamar 200 isi 9 sampai 10 kamar, itu kan kecil sekali. Tidak akan bisa menutup biaya operasional hotel," kata  Suryawijaya.

Ia mengungkapkan kekuatan pengusaha di bidang hotel dan restoran biasanya memiliki dana cadangan selama tiga bulan.

Setelah tiga  bulan mereka akan mantab atau makan tabungan, setelahnya lagi akan manfest atau makan investasi yakni menjual asetnya.

Terpukul Pandemi, Hotel Bintang 5 Ini Jualan Nasi Bungkus Ala Pedagang Kaki Lima, Seporsi Rp 7 Ribu

Menurut Suryawijaya, kendati pemerintah memberikan kebijakan relaksasi tetapi tidak membantu banyak.

Demikian pula pemberian dana hibah pariwisata itu hanya bisa memenuhi dana operasional satu atau dua bulan.

Suryawijaya mengatakan, pelaku usaha pariwisata  di Bali sangat mengharapkan soft loan (pinjaman lunak)  yang diajukan Pemprov Bali sebesar Rp 9,7 triliun segera terealisasi.

"Kalau itu segera direalisasikan dengan bunga rendah dan waktu 10 tahun mungkin akan bisa tertolong. Kalau tidak situasi dan kondisi pengusaha akan semakin sulit dan banyak yang akan kolaps dan pailit," kata Rai Suryawijaya.

Diakuinya puluhan hotel di Bali yang dijual itu  lantaran sulit bertahan sementara kewajiban membayar bunga pinjaman bank tetap berjalan.

"Beberapa pemilik hotel ada yang langsung bilang ke saya (hotelnya dijual), dan menawarkan siapa tahu saya punya networking investor yang akan membelinya. Beberapa  secara diam-diam (jual hotel) ya karena ini adalah rahasia perusahaan. Kalau yang pailit memang ada,” ujar Rai Suryawijaya.

Suasana Pantai Double Six, Seminyak, Badung, yang mulai dipadati pengunjung, Kamis (30/7/2020). (Tribun Bali/Rizal Fanany)
Halaman
123

Berita Terkini