TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat perayaan tahun baru Imlek kali ini terasa sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini warga keturunan Tionghoa di Indonesia harus menahan dan membatasi diri untuk bertemu dengan keluarga besar, tak terkecuali bek sayap PSS Sleman, Arthur Irawan.
Pemain yang pernah menimba ilmu di Spanyol tersebut mengatakan setiap Imlek menjadi saat untuk berkumpul bersama keluarga besar.
Biasanya ada semacam open house alias gelar griya dan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
Namun, tahun ini Arthur Irawan dan keluarga harus menahan diri karena pandemi.
• Sore Ini Laga Bintang Bali United dan Mantan di Lapangan Celuk, Ada Brwa Nouri dan Irfan Bachdim
“Biasanya kumpul sama keluarga besar, tapi tahun ini mungkin cuma keluarga dekat saja, supaya mengikuti peraturan PPKM,” kata mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut kepada KOMPAS.com.
Imlek sendiri identik dengan perayaan dan makan besar bersama keluarga.
Biasanya berbagai hidangan khas Imlek tersaji dan disantap bersama dengan sanak saudara.
Uniknya, rekan satu tim Irfan Bachdim ini ternyata tak begitu paham soal hidangan apa saja yang tersaji.
Dia justru lebih rindu momen makan bersama keluarga besarnya.
“Jujur, saya kurang tahu sih makanan khas hari raya Imlek apa, tapi yang pasti saya selalu jaga makanan, jadi biasanya milih yang sehat-sehat saja,” tuturnya.
• Serunya 3 Vs 3 antara Gavin Kwan, Irfan Bachdim dan Pemain Persija Jakarta Marc Klok di Bali
Selain makan besar, Imlek juga identik dengan tradisi angpau.
Tahun ini, Arthur Irawan mengakui masih mendapatkan angpau meskipun dirinya sudah terbilang mapan dan tak lagi muda.
Hal itu bisa terjadi karena dalam tradisi Tionghoa, semua orang yang belum menikah masih berhak mendapatkan amplop merah.
Tahun ini, Arthur Irawan secara khusus menyisihkan angpaunya untuk kegiatan sosial.