Bisnis

PLN UID Bali Dorong Modernisasi Pertanian Dengan Electrifying Agriculture

Penulis: Karsiani Putri
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu bentuk dukungan PLN terhadap petani modern diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke beberapa petani hidroponik di Desa Penebel Tabanan, Bali pada Jumat 12 Februari 2021 lalu

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Guna mendukung produktivitas sektor pertanian, PLN UID Bali secara aktif mensosialisasikan electrifying agriculture.

Layanan PLN kepada pelaku usaha sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi hingga 40 persen pelaku usaha tani.

 Tujuannya untuk meningkatkan daya saing industri dan ketahanan pangan nasional. 

Melalui electrifying agriculture, PLN berharap petani dapat mengoptimalkan operasional produksinya dengan menggunakan listrik alih – alih diesel. 

Selain lebih murah juga lebih ramah lingkungan. 

Salah satu bentuk dukungan PLN terhadap petani modern diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke beberapa petani hidroponik. 

Baca juga: PLN Peduli Serahkan Bantuan CSR/TJSL Rp 1,1 Milyar Untuk Pembangunan Masyarakat Bali

Baca juga: PLN Serahkan Bantuan CSR/ TJSL 1,1 Miliar Rupiah untuk Pembangunan Masyarakat Bali

Baca juga: PLN UID Bali Ajak Masyarakat Gunakan Kendaraan Listrik, Hemat Biaya hingga 25 Persen

Dalam kunjungannya ke pelaku usaha pertanian hidroponik di Desa Penebel Tabanan, Bali pada Jumat 12 Februari 2021 lalu, General Manager PLN UID Bali, Adi Priyanto menyampaikan dukungannya terhadap petani modern yang memanfaatkan teknologi hidroponik sehingga bahan sayuran dapat dikonsumsi dalam wujud yang lebih sehat yakni bebas pestisida.

"Penggunaan hidroponik membutuhkan pompa yang beroperasi hingga 24 jam untuk memberikan nutrisi kepada tanaman, sehingga paling tepat menggunakan pompa listrik yang lebih efisien dan murah," ujar Adi Priyanto dalam siaran pers yang diterima Tribun Bali pada Senin 15 Februari 2021.

Kepala Desa Penebel, I Gusti Agung Ketut Sastrawan pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa dirinya bertekad untuk menjadikan Desa Penebel sebagai sentra penghasil sayuran dengan metode hidroponik.

"Kami akan membuat Desa Penebel terkenal sebagai penghasil sayur organik melalui metode pertanian hidroponik, untuk itu teknologi pompa sebagai syarat keberlangsungan pertumbuhan tanaman lebih tepat menggunakan listrik sehingga lebih murah dan efisien bagi petani," jelasnya.

Senada dengan Sastrawan, pemilik usaha hidroponik, I Putu Agus Mahardika mengatakan bahwa tanaman hidroponik sangat bergantung pada ketersediaan air dan nutrisi yang ditopang oleh pompa listrik selama 24 jam.

"Kami berharap metode ini dapat diaplikasikan di masyarakat umum, sehingga masyarakat dapat membuat sendiri hidroponik di rumah dalam skala kecil untuk dapat mendukung ketahanan pangan," ungkapnya.

Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Petani di Baturiti Tabanan, Bali.

 I Ketut Budiarta selaku pelaku usaha pertanian telah beralih menggunakan penggilingan padi yang dioperasikan menggunakan listrik. 

Halaman
12

Berita Terkini