Mengapa Peminat Sex Toys Kebanyakan Perempuan? Begini Penjelasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa sex toys yang dijual di salah satu toko sex toys di Kota Denpasar - Mengapa Peminat Sex Toys Kebanyakan Perempuan? Begini Penjelasannya

Kepada Tribun-Bali.com, salah satu pedagang sex toys yang di Kota Denpasar yang tidak ingin disebutkan namanya berkisah bagaimana dia sebelumnya bisa merasakan keuntungan besar, kini harus merasakan pahitnya terdampak pandemi.

Ia mengaku selama pandemi Covid-19 ini penjualannya menurun drastis baik di Bali maupun di Jakarta. 

"Ya, mau bagaimana lagi kondisi seperti ini," katanya dengan nada pasrah. 

Menurutnya, pendapatan Bali memang pada pariwisatanya. Dikarenakan wisatawan domestik maupun luar negeri sudah tidak ada, jadi ia hanya mengandalkan penjualan pada masyarakat lokal. 

"Yang beli kebanyakan bule, dari luar, mereka senang kalau di Bali itu ada toko seperti ini. Lokal jarang, kalaupun ada biasanya lokal yang pasangannya bule,” ujarnya.

Dikatakan, pembeli sex toys kebanyakan perempuan. Peminatnya orang dewasa, rata-rata umur 40-an.

“Yang masih muda ada, cuman untuk kado, untuk becandaan sama teman-teman saja. Kalau anak kecil yang beli sudah pasti saya larang," tambahnya. 

Selama pandemi, penjualannya dalam sebulan hanya Rp 4 juta. Itupun hitungan yang kotor.

Setiap bulannya total sex toys yang sudah terjual hanya 15 item.

Ia pun membandingkan jika sebelum pandemi penghasilannya jauh lebih dari itu. 

"Kalau sebelum pandemi bisa dapat 50 juta per bulan. Per item tergantung model. Paling murah Rp 350 ribu mulai dari kondom gerigi, paling mahal ada yang Rp 2 juta sampai Rp 4 juta untuk sex doll," paparnya. 

Ia mengaku sudah mulai berjualan sex toys sejak 6 tahun yang lalu.

Bahkan ia sudah membuka beberapa cabang di Bali seperti di Jimbaran, Jalan Pulau Saelus Denpasar, dan satu toko yang dikunjungi oleh Tribun-Bali.com.

Barang-barang tersebut diimpor dari China dibawa ke Batam, lalu dibawa ke Jakarta hingga menyebar ke mana-mana. 

Selain menjual sex toys, ia juga menjual obat-obatan herbal, kondom gerigi, vaginator, vibrator, dan barang yang aman lainnya. 

"Untuk kendalanya lebih pada customer, misalnya minta COD jauh-jauh ke Ubud, sampai pertengahan diblokir nomor kita. Kendalanya ya customer fiktif begitu, kendala lain tidak ada. Dan sex toys ini bisa terima kirim ke luar Bali," tutupnya. (*).

Berita Terkini