Berita Tabanan

Cerita Ketut Widastra Kelola Sampah Organik di Tabanan Bali, Bisa Hasilkan Magot dan Pupuk Tanaman

Penulis: I Made Prasetia Aryawan
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga tampak sibuk menyemprotkan sesuatu pada sampah organiknya di rumahnya di Banjar Bengkel Gede, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, Kamis 18 Februari 2021.

Magot ini kemudian ia manfaatkan untuk pakan ternaknya seperti burung dan ayam kampungnya.

Selain banyak manfaat dari kegiatan ini, selain pupuk dan pakan ternak juga menjaga lingkungan dari serangan sampah. 

"Jujur sekarang saya jika lihat sampah plastik sangat jengkel sekali. Setiap saya lihat sampah sekarang langsung saya ambil dan saya masukan saku baju atau celana agar tak sembarangan lagi," ungkapnya. 

Disingung mengenai sampah plastik dibawa kemana, Widastra menyatakan untuk sampah plastik yang sudah dipilah diserahkan ke Bank Sampah yang dikelola Desa Bengkel.

Seorang warga tampak sibuk menyemprotkan sesuatu pada sampah organiknya di rumahnya di Banjar Bengkel Gede, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, Kamis 18 Februari 2021. (Tribun Bali/Made Prasetia Aryawan)

Dia menegaskan sebenarnya aampaj itu sangat menghasilkan jika kita sadar akaan lingkungan bisa mengolahnya. 

Sehingga diharapkan, kedepannya seluruh masyarakat terutama di Desa Bengkel agar mengolah sampahnya sendiri lewat komposter.

Jika sudah merasakan manfaatnya komposter ini akan menjadi kebutuhan.

"Mari sama-sama kelola sampah sendiri demi kebaikan alam," ajaknya sembari mengatakan akan membuat budidaya magot.

Baca juga: Minimalisir Sampah Ke Laut, Desa Bengkel Tabanan Bali Pasang Trash Barier

Baca juga: Empat Hari Terakhir, Sampah Kiriman di Sepanjang Pantai Samigita Badung Capai 480 Ton

54 KK Sudah Miliki Komposter 

Sementara itu, Perbekel Desa Bengkel, I Nyoman Wahya Biantara menyebutkan, saat ini sudah ada 54 KK yang memiliki komposter pengolahan sampah di Desa Bengkel.

Komposter yang didapat diberikan desa karena memperoleh CSR.

Namun ada pula yang membuat sendiri. 

"Komposter yang lebih banyak diminati warga yang pengolahan limbah dapur karena menghasilkan magot. Dan magot ini diberikan ke ternak mereka mengingat sebagian besar warga memiliki ternak," ujarnya. 

Dengan adanya program ini, masyarakat diharapkan lebih peduli lagi terhadap penanganan sampah.

Terlebih lagi, tahun ini pihak desa sudah menganggarkan penanganan sampah.

Nantinya setiap rumah tangga akan diberikan tempat memilah sampah.

Pengolahan sampah yang organik, dan non organik diolah satu sumber di TPS 3R.

"Kita sudah rancang, bulan depan mulai kita distribusikan tempat memilah sampah. Kita lakukan terpusat karena sampah yang dikumpulkan di komposter banyak ulat banyak masyarakat takut makanya nanti kita akan olah terpusat," tandas Nyoman Wahya Biantara.

Berita Terkini