Berita Jembrana

Kisah Pembudidaya Maggot di Jembrana untuk Menyambung Hidup, Pemintaan Datang dari Jawa hingga Papua

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budidaya Maggot atau Belatung produksi dari Hery di rumahnya.

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Masa pandemi memang membuat banyak perekonomian warga lumpuh.

Di sisi lain, masih ada yang bertahan dan tetap bisa mendapat keuntungan.

Meskipun jauh berkurang karena permintaan di pasar semakin berkurang.

 Seperti halnya yang dilakukan oleh pembudidaya maggot atau belatung, Vyrda Hery Arviyanto.

Baca juga: Bupati Tamba Sebut Akan Fokus pada Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi di Jembrana

Pria warga Jalan Gunung Agung gang VIII Kelurahan Loloan Timur Jembrana, melakukan budidaya dari pembusukan buah, yang menjadi maggot atau belatung.

Kemudian telur-telur dari belatung itu dibesarkan hingga kurang lebih dua hingga tiga pekan.

Setelahnya dari belatung sebelum menjadi lalat, maka akan siap dijual untuk menghasilkan keuntungan.

Untuk proses pembusukan mendapat telur maggot.

Dilakukan dengan mengambil buah busuk. Kemudian ditaruh dalam biopond.

Dari biopond kemudian dirinya mengambil pakan untuk maggot dari bahan organik.

Hery mengaku, di masa pandemi ini penghasilan dari budidaya ini sangat jauh berkurang.

Selain karena faktor pandemi, pun juga persaingan usaha dimana sudah banyak sekali pembudidaya.

Namun, penghasilan dari budidaya di tengah disituasi serba sulit ini sangat membantu dirinya untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

“Sebenarnya awalnya dari iseng-iseng, karena kebutuhan untuk ayam peliharaan.

 Sehingga mencari informasi di dunia maya dan akhirnya menemukan alternatif untuk pakan ternak,” ucapnya Jumat 26 Februari 2021.

Baca juga: Profil Ketua DPRD Jembrana Sri Sutharmi: Ikuti Pendidikan Organisasi Sejak SMP, Sebut Peran Keluarga

Halaman
12

Berita Terkini