Nyepi 2021

Kadis Kominfos Bali Tegaskan Internet Jaringan Wifi Tetap Hidup Saat Hari Raya Nyepi 2021

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan upacara melasti Desa Adat Kuta menjelang Hari Raya Nyepi, Senin (4/3/2019). Nyepi Tahun 2021, internet dengan jaringan Wifi akan tetap hidup.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kepala Diskominfos Provinsi Bali, Gede Pramana menegaskan, internet saat Hari Raya Nyepi 2021 tetap menyala untuk yang menggunakan jaringan wifi.

Pada Hari Nyepi yang jatuh pada Minggu 14 Maret 2021, internet dengan jaringan fiber (Wifi) akan tetap hidup.

Sedangkan jaringan internet dengan data seluler akan mati.

Selain itu saluran stasiun TV juga mati.

"Jadi internet itu tetap hidup, yang mati adalah saluran stasiun Televisi dan juga internet untuk data seluler smartphone. Dan untuk HP yang menggunakan data seluler tentu saja koneksi internet akan mati," ungkap Gede Pramana pada Jumat 5 Maret 2021. 

Namun, pada tempat-tempat yang vital seperti rumah sakit jaringan internet tetap hidup.

Demikian juga untuk smartphone yang berada di lingkungan rumah sakit, data selulernya tetap dapat dihidupkan oleh para provider.

Dan internet dengan menggunakan fiber optik atau Wifi tetap hidup selama Nyepi 2021. 

Baca juga: Jangan Sepelekan Brata Nyepi, Ini Maknanya Dalam Hindu Bali

"Data seluler dan internet itu berbeda kalau misalkan data seluler pada handphone mati tentu saja tidak bisa melakukan komunikasi dengan melalui internet namun jaringan untuk menelpon dan SMS tetap hidup," tambahnya. 

Ia juga turut memberikan contoh misalkan saja di rumah kita berlangganan wifi maka tetap bisa menggunakan jaringan internet karena tetap menyala saat Hari Raya Nyepi.

Hanya saluran stasiun televisi yang tetap dimatikan. 

Dengan demikian, komunikasi selama Nyepi masih bisa dilakukan lewat telepon dan sms.

"Artinya bagi orang yang yang tidak memiliki wi-fi di rumahnya tidak bisa menggunakan jaringan internet. Kan komunikasi tidak harus melalui lewat media sosial seperti WhatsApp, bisa saja melalui telepon biasa atau SMS. Namun untuk rumah sakit sendiri cenderung sudah memiliki jaringan internet," tutupnya.

Sementara itu, sebelumnya berdasarkan surat edaran bersama PHDI dan MDA Provinsi Bali, ditetapkan bahwa hari raya Nyepi hanya sehari saja.

Nyepi Tahun Saka 1943, tetap harus mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

"Nyepi tahun ini sesuai surat edaran bersama PHDI dan MDA, serta surat edaran PHDI tentang Nyepi. Dilaksanakan hanya satu hari saja, tidak lebih dari sehari," ungkap Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, kepada Tribun Bali, Kamis 4 Maret 2021. 

Begitu pula internet, tidak akan mati saat Nyepi berlangsung.

Baca juga: PHDI: Internet Tak akan Padam, 3 Lembaga Sepakat, Nyepi Tanpa Internet dan Siaran di Bali

Mengingat dalam situasi pandemi, informasi sangat dibutuhkan sehingga internet tetap hidup.

"Kami mengharapkan umat dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan penuh sradha bhakti," tegasnya.

Sehingga walaupun internet hidup, namun umat tetap mengikuti tapa brata penyepian dengan khusyuk.

Semisal dengan melakukan yoga semadi.

Kemudian membaca kita suci Ramayana, Mahabharata, Sarasamuscaya. 

Termasuk juga kitab itihasa, purana dan pustaka keagamaan Hindu yang lain.

Sehingga waktu sehari tidak akan terasa.

Dan berlalu dengan manfaat yang baik sesuai ajaran agama Hindu.

"Bisa juga umat berdiskusi tentang agama, atau amuter tutur pinahayu dengan keluarga. Sehingga melaksanakan Nyepi manfaatnya akan terasa bagi diri sendiri dan keluarga," ujar guru besar IHDN ini. 

Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si kembali menegaskan bahwa Nyepi tetap dilaksanakan selama satu hari penuh pada Minggu 14 Maret 2021.

“Berkaitan dengan Nyepi, kami tegaskan dari PHDI dan MDA Provinsi Bali, Nyepi atas isu beredar tidak ada tiga hari. Nyepi tetap satu hari. Tidak ada dalam lontar Nyepi tiga hari. Kita tidak berani mengubah sastra dan sumber-sumber sastra, serta dresta yang sudah berjalan. Nyepi tetap satu hari, tidak ada tiga hari,” tegasnya.

Adapun keputusan tersebut mengacu Surat Edaran Bersama (SKB) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Nomor 009/PHDI-Bali/2021 – Nomor 002/MDA-Prov Bali/2021 tentang pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali.

SKB tersebut ditandatangani pada Selasa 19 Januari 2021 secara resmi oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua PHDI Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., dan Bandesa Agung MDA Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.

“Nah kalau ada yang menginformasikan kalau Nyepi tiga hari, itu informasi yang keliru lah. Itu juga jangan dibesar-besarkan, karena sudah jelas dalam Surat Edaran Bersama, PHDI dan MDA Provinsi Bali, Nyepi itu hanya sehari," jelasnya

Terkait arak-arakan ogoh-ogoh di saat Pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi, yang biasanya digelar pemuda-pemudi Bali pada sebelum masa pandemi Covid-19.

Namun kali ini, bakal sama dengan perayaan tahun 2020 lalu, tidak ada ogoh-ogoh, yang dimaksudkan untuk menghindari kerumunan mencegah munculnya klaster baru Covid-19.

Sebagaimana tertera dalam SKB PHDI dan MDA Provinsi Bali, poin ke enam, menyebutkan tentang Pengarakan ogoh-ogoh berkaitan dengan Upacara Tawur Kesanga Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943.

Pengarakan Ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian wajib Hari Suci Nyepi, oleh karena itu pengarakan Ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 ditiadakan.

"Kalau ada informasi ada izin ogoh-ohoh boleh diarak, itu izin yang keliru, tak perlu diperhatikan, karena dampak kerumunan, jangan sampai ada temuan klaster upacara, jangan ada seperti itu," ujar dia.

Rangkaian upacara ritual Nyepi umumnya dilakukan beberapa tahapan sudah diatur seperti; Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi atau Sipeng, dan Ngembak Geni. 

Sedangkan, Catur Brata Penyepian dilakukan individu saat Hari Suci Nyepi meliputi: 

Amati Geni: tidak menghidupkan atau menggunakan api, 

Amati Karya: tidak bekerja dan semua aktivitas harus dihentikan umat Hindu dan berfokus mensucikan batin kepada Yang Pencipta. 

Amati Lelungan: tidak boleh bepergian atau keluar rumah. 

Terakhir Amati Lelanguan: tidak mengumbar hawa nafsu, tidak menikmati hiburan, tidak berpesta pora, dan sejenisnya. 

Tak lupa, PHDI juga mengajak masyarakat Bali untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan protokol kesehatan menjelang Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943, serta mematuhi protol kesehatan karena situasi pandemi Covid-19.

Terkait jaringan internet saat Nyepi 2021 sudah ditegaskan Diskominfo bahwa akan tetap menyala bagi yang memiliki wifi di rumah maupun di perkantoran.

Sedangkan internet dengan paket data seluler mati, kecuali yang ada di lingkungan rumah sakit. (*)

Berita Terkini