TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rencana hengkangnya kapal Meratus dari Pelabuhan Benoa membuat petir di siang bolong bagi para pengusaha di Bali.
Pasalnya, akses pengiriman logistik barang-barang ekspor dari Bali ke luar daerah atau luar negeri menjadi terganggu.
Sebab, pengiriman barang lewat laut pun akan sangat terbatas.
Hal ini membuat para pengurus Asosiasi Logistik dan Fowarder Indonesia (ALFI) Bali mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Selasa 9 Maret 2021.
Baca juga: Dukung Penanganan Pandemi Covid-19, DPRD Bali Sepakat Pangkas Hibah Rp 500 Juta
Mereka ditemui oleh Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardana berserta jajaran dan juga turut mengundang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, serta Dinas Perhubungan Provinsi Bali.
"Kami ingin curhat apa yang bisa dilakukan. Karena ekspor ini melibatkan tenaga kerja begitu banyak dan termasuk memperbaiki struktur urbanisasi kita," kata Pembina ALFI Bali, Bagus John Sujayana.
Ia menjelaskan bahwa nilai ekspor barang dari Bali sendiri sebenarnya mencapai angka yang cukup fantastis yakni USD 500 juta.
“Yang diketahui pemasukan Bali kan dari pariwisata saja menyumbang di Bali. Dari ekspor padahal lumayan besar dari angka Rp 500 juta dolar.
Itu baru nilai barang yang kita kirim, belum termasuk jasa-jasa yang lainnya," jelas dia.
Selain ekspor barang kerajinan, buah maupun ikan, dari 150 anggota ALFI itu ada juga yang mengekspor lobster hidup hingga bibit ikan .
"Ada ekspor ikan tuna, lobster hidup, bibit ikan nener. Bisnis yang kelihatan seperti sepele tapi volume besar.
Kalau kirim lewat udara bandara juga terkendala. Sekarang penerbangan internasional tidak ada. Kecuali menggunakan transit, itu pun perlu waktu tempuh panjang dan biaya lebih juga," imbuh Bagus.
Di sisi lain, Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana meminta Disperindag betul-betul memperhatikan keluhan dari ALFI tersebut.
Ia berharap agar jangan sampai banyaknya barang yang ada dari petani atau pengrajin tetapi justru malah membuat kerugian akibat tidak ada pasar yang bisa menampung.
Baca juga: Akibat PPKM, Reses Anggota DPRD Bali Tertunda, Adi Wiryatama Akan Bahas Usai PPKM Mikro Selesai
"Agar produk asli Bali menjadi perhatian OPD ini, agar saat barang banyak bener-bener diperhatikan. Jangan sampai barang banyak namun harga tetep lesu.