Adapun kendala dalam pencarian ini ada berbagai hal.
Mulai dari derasnya arus air, bebatuan licin dan tajam, serta kedalaman 2-4 meter.
Baca juga: UPDATE: Pencarian Korban Kecelakaan di Jembatan Laplapan Gianyar Nihil, Petugas Lanjut Esok Hari
Baca juga: Keterangan Saksi Terkait Kecelakaan Satu Keluarga di Sungai Petanu Gianyar, Sang Ibu Belum Ditemukan
Selain itu juga terjadi blank signal GSM sepanjang aliran sungai.
"Pencarian dilanjutkan Sabtu 20 Maret 2021, pukul 08.00 wita sampai dengan selesai, dan lokasi berkumpul Parkir Goa Gajah, Blahbatuh," ujarnya.
Cerita Warga Tentang Tengetnya Jembatan Tukad Petanu
Lokasi kecelakaan di Jembatan Laplapan atau yang sering disebut Jembatan Tukad Petanu (Sungai Petanu) diakui oleh warga sekitar.
Konon, menurut penuturan warga, setiap tahunnya pasti terjadi musibah.
Bahkan warga yang mengalami musibah di Jembatan Laplapan, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Menurut keterangan Made Cakra (55) saat ditemui di lokasi peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan 3 orang terperosok ke dasar Sungai Petanu, lokasi tersebut dikenal angker (tenget).
Sering terjadi kejadian orang terjatuh ke jurang.
Kebanyakkan dari mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sesaat setelah kejadian.
"Informasi dari warga sini, setiap tahun ada aja musibah. Waktu ini ada musibah, 2 hari tidak ketemu.
Ada satu hari tidak ketemu, tapi masih hidup. Memang (lokasi Jembatan Laplapan) banyak keanehannya," ujar Made Cakra yang juga keluarga dari Ni Ketut Rindit (55).
Berdasarkan pantauan Tribun Bali, jalan yang menghubungkan Desa Petulu dan Desa Pejeng, Ubud, Gianyar, Bali memiliki jalan yang berkelok-kelok dan menurun, bahkan saat mendekati Jembatan Laplapan kondisi jalan rusak.
Baca juga: Anak yang Selamat dalam Kecelakaan di Sungai Petanu Sempat Ditanya di Mana Ibu dan Neneknya
Sandaran Jembatan Laplapan juga terlihat rusak dan tidak ada pembatas jalan.