Berita Klungkung

Tukad Bubuh dan Cagar Budaya Goa Jepang Klungkung Bisa Diintegrasikan Jadi Wisata Edukasi Sejarah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bendesa Adat Banjarangkan, AA Gde Indrawan Diputra, SH (berpakaian adat) saat ditemui di kawasan Cagar Budaya Goa Jepang, Minggu 23 Mei 2021 - Tukad Bubuh dan Cagar Budaya Goa Jepang Klungkung Bisa Diintegrasikan Jadi Wisata Edukasi Sejarah

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Keberadaan Tukad (Sungai) Bubuh yang berdampingan dengan Cagar Budaya Goa Jepang, memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk wisata edukasi.

Hal ini pula yang diungkapkan oleh Wakil Bendesa Adat Banjarangkan, AA Gde Indrawan Diputra, SH saat ditemui di kawasan Cagar Budaya Goa Jepang, Klungkung, Bali, Minggu 23 Mei 2021.

AA Gde Indrawan Diputra tampak sangat antusias saat menjelaskan potensi yang bisa dikembangkan di Desa Banjarangkan.

Menurutnya saat ini pemerintah daerah sudah berkontribusi besar dengan membangun rest area di seputaran Cagar Budaya Goa Jepang.

Baca juga: Terkesan Tidak Terawat, Dinas Pariwisata Klungkung Kekurangan Tenaga Urus Rest Area Goa Jepang

Tinggal bagaimana inisiatif pemerintah di desa, agar bisa memaksimalkan potensi yang ada di kawasan tersebut.

"Desa Banjarangkan itu sebenarnya potensinya sangat banyak yang dapat dikembangkan, salah satunya menata kawasan di Sungai Bubuh. Lokasinya berdampingan langsung dengan Goa Jepang yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Potensi ini yang harus bisa digarap oleh desa kedepannya," ujar AA Gde Indrawan Diputra.

Menurutnya, Sungai Bubuh ini sangat potensial jika ditata menjadi wisata tirta.

Apalagi kondisi airnya masih jernih dan lokasinya pun masih asri.

Lalu wisata tirta ini dapat diintegrasikan dengan wisata edukasi di Cagar Budaya Goa Jepang.

“Pengunjung nanti khususnya anak-anak bisa belajar sejarah juga dari Cagar Budaya Goa Jepang ini. Nanti ada yang menjelaskan bagaimana sejarahnya goa ini, bagaimana perjuangan leluhur kita dulu saat masa penjajahan, sampai bisa ada goa seperti ini. Konsep inilah yang sebenarnya bisa kami garap di desa kedepannya," ungkap pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Apalagi saat ini di sekitar kawasan itu, pemerintah daerah sudah membangun fasilitas pendukung seperti taman, toilet, panggung, arena bermain anak-anak, hingga bale bengong untuk tempat beristirahat.

Pria yang juga aktif dalam berbagai kegiatan di desa ini mengaku pernah mengajak sebuah komunitas menjajagi Sungai Bubuh.

“Mereka sangat senang, airnya bening, panorama alamnya juga menarik,” ungkapnya.

Selain itu masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan di Desa Banjarangkan, hanya saja saat ini belum tergarap maksimal.

Baca juga: Dibangun Dengan Anggaran Ratusan Juta, Rest Area Goa Jepang di Klungkung Tidak Terawat

Misal Subak Delod Banjarangkan yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata agro, tanpa harus mengikis pertaniannya.

“Prinsipnya kalau ingin memajukan desa, harus berani ngayah. Punya visi, menjaga komitmen, merangkul semua sumber daya manusia yang dimiliki desa," ujar pria dengan segudang pengalaman di berbagai organisasi tersebut. (*).

Kumpulan Artikel Klungkung

Berita Terkini