Berita Bali

Imbas Pandemi di Bali, Dari 30 Armada yang Dimiliki Purnayasa Trans Kini Hanya Tinggal 15 Unit Bus

Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan Purnayasa Trans membersihkan kaca bus sebagai bagian dari perawatan rutin.

Tak terkecuali angkutan wisata juga sangat terdampak karena tidak adanya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang menyewa.

Baca juga: Leasing Tetap Bisa Tarik Kendaraan jika Nasabah Tak Ajukan Keringanan Kredit

Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) yang menjadi wadah hampir 150 usaha angkutan saat ini tidak dapat lagi mempertahankan kemandirian ekonominya sehingga harus mengalami banyak kesulitan dan hal lainnya.

Segala macam usaha telah diupayakan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar sebagai pelaku usaha, dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup usaha dengan cara seadanya.

"Keluhan dari semua anggota kami sama semua, yaitu kesulitan menghadapi melakukan kewajiban-kewajiban kita terhadap pembiayaan (membayar angsuran armada bus). Dan sudah tidak ada kebijaksanaan dari beberapa perusahaan pembiayaan seperti relaksasi, penundaan pembayaran dan lain-lain," ujar Ketua Pawiba, I Nyoman Sudiarta saat memberikan keterangan di Warung Royal Garage, Renon, Denpasar, Senin 7 Juni 2021.

Kemudian perusahaan pembiayaan (Leasing) merasa dirugikan, lalu mereka banyak melakukan penarikan kendaraan terhadap pengusaha angkutan wisata yang tidak dapat memenuhi kewajibannya (membayar angsuran).

Bahkan selain ditarik oleh Leasing, pengusaha angkutan memilih menjual murah atau melelang kendaraannya untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya untuk sekedar bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Kalau data resmi berapa yang unit yang ditarik dari seluruh anggota kami belum ada pastinya. Tapi kendaraan yang hilang dari anggota saya sudah diatas 100 unit lebih armada anggota kami yelah dijual atau ditarik. Dengan itu kita mengalami kerugian selama pandemi hingga sekarang mungkin mencapai Rp 100 miliar lebih," ungkap Nyoman Sudiarta.

100 lebih kendaraan yang telah hilang baik itu kendaraan sewa Mobil (jenis Avanza hingga Innova atau sejenisnya), kendaraan sewa premium (jenis Alphard sejenisnya), kendaraan Sewa ELF, Hiace, kendaraan Bus Pariwisata medium 20, 30, 35 seat dan bahkan kendaraan bus pariwisata 40 - 45 seat.

Bagaimana dapat memenuhi kewajiban membayar angsuran karena selama pandemi Covid-19 ini tidak dapat beroperasional disebabkan tidak adanya tamu yang datang.

Kami berharap, kepada Pemerintah memerhatikan keberadaan kami yang juga terdampak pandemi Covid-19.

"Pengusaha-pengusaha angkutan bus wisata ini berharap kebijaksanaan dari pemerintah untuk merekomendasikan kepada pengusaha-pengusaha pembiayaan di Bali baik Bank Pemerintah maupun Swasta maupun Finance supaya memberikan satu kebijaksanaan kepada kami. Karena kami pengusaha-pengusaha angkutan bus pariwisata di Bali saat ini kolaps tidak beroperasi dampak pandemi," imbuhnya.

Baca juga: Jika Rencana Pembukaan Pariwisata Bali Bagi Wisman Diundur, Masyarakat Pariwisata Akan Makin Merana

Selain itu pihaknya juga berharap agar pintu pariwisata Bali bagi Wisman dapat segera dibuka, karena dengan dibukanya kembali pariwisata Bali bagi Wisman tentu angkutan wisata kami mulai kembali dapat beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.

Dan saat ini lebih kurang 30 hingga 40 pengusaha angkutan wisata yang tergabung dalam Pawiba telah kolaps, dari kurang lebih 150 anggota yang terdaftar.

Menindaklanjuti kondisi anggotanya, Pengurus Pawiba akan bertemu dengan Komisi II DPRD Provinsi Bali besok siang untuk menyampaikan sejumlah poin untuk disampaikan langsung kepada para anggota dewan

"Ada beberapa poin besok yang akan kita sampaikan untuk mendapatkan rekomendasi dari para anggota eksekutif agar dapat diteruskan kepada pemerintah. Kurang lebih ada delapan poin yang akan kami sampaikan," jelas Nyoman Sudiarta.

Halaman
123

Berita Terkini