Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno melakukan dialog interaktif dengan para pelaku UMKM di Bali.
Dalam kegiatan tersebut, ia mendengar masukan dan kendala yang dihadapi para pelaku UMKM selama pandemi.
Pelaku UMKM tersebut diantaranya CV Suasty, CV Digital Vision Global, Jegeg Bagus Butik, Koming Guest House, Caremuz, Rai Shoes, Blumbung Furniture, Calista, Dwi Leather, dan Bali Farm Direct.
Salah satu pelaku UMKM CV Suasty mengungkapkan pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi pendapatan mereka.
Sebelum pandemi Covid-19, CV Suasty memiliki 15 karyawan namun setelah pandemi berkurang menjadi 7 karyawan.
• Menparekraf Sandiaga Uno Berharap UMKM di Bali Bangkit Lagi Begitu Pariwisata Dibuka Kembali
• Jalin Kerjasama Dengan BPD Bali, STIMIK Primakara Harap Dapat Jalankan Program Penguatan UMKM
Akan tetapi, dimasa pandemi ini pelaku UMKM CV Suasty tetap semangat menghasilkan produk sepatu dan tas yang berkualitas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Trias dan Ibu Kadek karena CV Suasty ini berhasil bertahan di tengah pandemi dan melambatnya ekonomi. Seperti kita ketahui Bali mengalami kontraksi paling terdalam dari 34 provinsi, tapi CV Suasty ini masih bisa bertahan dari 15 karyawan sekarang tinggal 7 karyawan. Meskipun demikian mereka tetap semangat mengirimkan sampel-sampel produk ke luar negeri,” kata Menparekraf, Sandiaga Uno, Jumat 11 Juni 2021.
CV Suasty didirikan sejak 1 Agustus 2015, bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan tas, dompet, ikat pinggang, dan aksesoris yang terbuat dari kulit ular cobra, ular phyton, sapi, kambing, domba, pari, dan biawak.
Pangsa pasarnya pun berasal dari mancanegara, seperti Prancis, Singapura, Australia, Amerika, hingga Inggris.
Lain halnya dengan pelaku UMKM Jegeg Bagus Butik yang bergerak di bidang fesyen khususnya kain tradisional.
Kendala yang dihadapi berkaitan dengan pemasaran produk yang belum meluas.
Begitupun dengan pelaku UMKM Blumbungan Furnitur, akses permodalan menjadi salah satu utama yang dihadapi, dikarenakan harga kayu yang terus naik hampir tiap 2 hingga 3 bulan sekali, serta dari sisi promosi juga belum kuat.
Beberapa kendala tersebut, langsung direspons oleh Menparekraf Sandiaga Uno.
Ia menjelaskan para pelaku UMKM bisa memanfaatkan program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang dianggarkan Rp60 miliar.