Terdampak Pandemi Covid-19, Pengangguran di Denpasar Kembali Melonjak

Penulis: Putu Supartika
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pengangguran

Pasalnya sudah satu tahun tiga bulan pandemi Covid-19 belum juga mereda.

Kondisi perekonomian di kabupaten Badung pun makin parah, terutama dalam bidang pariwisata.

Puluhan hotel hotel kabarnya pailit dan sudah berpindah tangan.

Hal ini disebabkan oleh pendapatan selama pandemi tidak berbanding lurus dengan biaya operasional yang diperlukan.

Bahkan aset-aset hotel juga dikabarkan banyak yang dijual.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Agung Rai Suryawijaya saat dikonfirmasi Minggu 27 Juni 2021 tak menampik hal tersebut.

Dirinya mengatakan kini banyak aset hotel dan restoran di Badung yang dijual disebabkan oleh dampak dari pandemi Covid-19.

"Selain itu tingginya biaya operasional yang diperlukan juga menyebabkan puluhan hotel terpaksa dijual. Bahkan ada juga beberapa hotel yang dijual," katanya

Suryawijaya mengatakan sampai saat ini hotel dan restoran yang sudah dijual dan pailit ada sekitar 50.

Dirinya mengatakan Pandemi ini sangat berdampak, karena setahun tiga bulan pemilik hotel betul-betul tanpa penghasilan.

"Jadi biaya operasional hotel dalam sebulan tidak berbanding lurus dengan pendapatan," imbuhnya.

Dirinya menyebutkan, untuk hotel bintang tiga dengan 100 kamar dalam kondisi buka diperlukan biaya operasional mencapai Rp 300 juta sampai Rp 400 juta.

Sedangkan dalam keadaan tutup diperlukan biaya minimal Rp 50 juta sampai Rp100 juta per bulannya.

"Kalau dilihat dari tingkat hunian yang saat ini hanya 10 persen dari jumlah kamar yang tersedia di Bali melebihi 146 ribu," katanya

Dirinya mencontohkan kalau nantinya hunian hotel sebanyak 7.000 sampai 9.000 wisatawan itu jumlahnya masih sangat sedikit.

Halaman
123

Berita Terkini