TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pembangunan asrama di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan dimulai.
Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya peletakan batu pertama pada Jumat 9 Juli 2021, pukul 09.00 Wita pagi.
Peletakan batu pertama ini dilakukan oleh Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Dr. I Gede Suwindia, S.Ag, M.A didampingi para wakil ketua.
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Kasatker Penyedia Perumahan Kementerian PUPR Provinsi Bali, I Wayan Suardana.
Baca juga: Kisah Mpu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha Dalam Menyatukan Sekte di Bali
Kegiatan ini diawali dengan upacara pecaruan eka sata, bertepatan dengan Tilem Sasih Kasa.
Seusai melakukan peletakan batu pertama, Gede Suwindia mengatakan, kegiatan ini sejatinya dilakukan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.
Namun karena adanya pemberlakukan PPKM Darurat, maka kegiatan hanya dilakukan secara internal dan terbatas, dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Agenda besar groundbreaking dihadapkan dengan pilihan PPKM Darurat. Tetapi niat tulus dan bakti kami adalah melaksanakan ritual Kehinduan. Bahwa saat membangun, kita meletakkan fondasi, sebagai bentuk rasa bakti menyatukan pertiwi dan akasa agar diberikan restu sehingga pembangunan diberikan kelancaran," jelasnya.
Suwindia pun tidak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan hibah pembangunan asrama di tahun 2021 ini.
“Kami berharap seluruh sivitas akademika mendoakan agar pembangunan ini berjalan sesuai dengan harapan. Mari kita dukung bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Wayan Suardana meminta agar seluruh sivitas STAHN Mpu Kuturan ikut andil dalam melakukan pengawasan terhadap pembangunan asrama yang dibiayai dari Dana APBN Tahun 2021 ini.
Upaya ini sebagai langkah antisipasi agar barang yang diberikan sesuai dengan spesifikasi.
“Pengawasan tidak mungkin kami lakukan sendiri. Karena yang memakainya adalah pihak STAHN. Jangan sampai barang yang diberikan tidak sesuai dengan spek. Bapak dan Ibu kami harapkan kalau menerima barang tidak sesuai spek agar disampaikan ke kami. Bukan ke pihak rekanan,” ucapnya.
Selain itu, Suardana juga menargetkan agar asrama minimal dapat dihuni pada Januari 2022 mendatang.
Sehingga pihak kampus, diminta untuk segera membuatkan prioritas siapa yang seharusnya menghuni asrama tersebut.
“Berkaitan dengan proses IMB juga sudah berjalan. Saya harapkan agar sertifikatnya sudah bisa terbit. Jadi mohon bantuannya dari pihak STAHN,” pungkasnya.
Baca juga: STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja Bangun Asrama dan Gedung Kelas, Ditarget Rampung Akhir Tahun
Seperti diketahui, pembangunan Asrama STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang berlokasi di Jalan Pulau Menjangan No 27 Lingkungan Banyuning Selatan, Kelurahan Banyuning dibangun atas hibah dari Kementerian PUPR.
Pembangunan itu menelan anggaran Rp 14,593 miliar dengan durasi pengerjaan selama 229 hari kalender. (*).
Kumpulan Artikel Buleleng