Serba Serbi
Kisah Mpu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha Dalam Menyatukan Sekte di Bali
Mpu Kuturan hadir ke Pulau Dewata atas permohonan Udayana untuk diposisikan sebagai senapati
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebelum dikenalnya Hindu, sebagai agama sah di Bali.
Terdapat banyak sekte-sekte atau aliran berbeda di Bali.
Sehingga terkadang terjadi konflik antar sekte ini.
Namun hal itu semua berubah, ketika Mpu Kuturan datang ke Bali.
Baca juga: Nunas Rezeki Hingga Kesembuhan di Pura Goa Peteng Jimbaran Badung
Beliau hadir ke Pulau Dewata atas permohonan Udayana untuk diposisikan sebagai senapati.
Kemudian melalui jabatan yang diembannya ini, diharapkan beliau bisa membuat kehidupan masyarakat Bali menjadi lebih kondusif.
Dijelaskan dalam buku Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk, bahwa kedatangan Mpu Kuturan di Bali untuk tujuan menata kehidupan beragama dengan meletakkan pondasi yang kuat bagi agama Hindu.
Namun yang lebih penting dicermati secara mendalam, bahwa kehadiran Mpu Kuturan di Bali diharapkan dapat membuat kehidupan masyarakat Bali lebih kondusif.
Oleh sebab itu, selain beliau diberikan tugas menangani masalah agama, juga diberikan kepercayaan untuk meredam pertikaian.
Khususnya yang terjadi di antara sekte-sekte yang ada di Bali.
Di mana selalu konflik terjadi saat itu, karena dipicu oleh kepentingan kelompoknya.
Kala itu, semua sekte berhasil diajak berkumpul bersama dan saling membicarakan kepentingan kelompoknya.
Guna mengakomodasi semua kepentingan kelompok yang ada, dan Empu Kuturan menawarkan konsep Tri Murti.
Atau dikenal sebagai tiga manifestasi Tuhan dalam kekuatannya sebagai pencipta (Brahma), pemelihara (Wisnu), dan pelebur (Siwa).