5 FAKTA Tanaman Porang yang Punya Nilai Jual Tinggi, Bisa Raup Untung Hingga Rp 50 Juta

Editor: Bambang Wiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Rana Kulang, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT menjadi pusat Tanaman porang.

TRIBUN-BALI.COM – Cerita keberhasilan petani dalam menanam porang sudah cukup lama tersiar.

Keuntungan telah dirasakan oleh sejumlah petani porang dari berbagai daerah seperti Madiun, Kalimantan Selatan, Wonogiri dan berbagai daerah lainnya, termasuk NTT.

Tanaman porang menjadi perhatian karena memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan Presiden Jokowi minta Menteri Pertanian menseriusi budidaya tanaman porang. 

Kisah sukses para petani menanam porang mencuat, salah satunya petani di Kampung Lendo, Desa Gunung Baru Kecamatan Kota Komba Utara, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, yang meraup keuntungan hingga Rp 50 juta.

Aktivitasnya menanam porang berawal dari mencabut bibitnya di hutan. 

Tak hanya petani asal NTT. Dari sejumlah pemberitaan Kompas.com, keuntungan juga dirasakan oleh sejumlah petani porang dari berbagai daerah seperti Madiun, Kalimantan Selatan, Wonogiri dan berbagai daerah lainnya.

Baca juga: INILAH Tanaman Porang dan Berbagai Manfaatnya yang Menarik Perhatian Presiden Jokowi

Apa saja yang perlu kita tahu dari tanaman porang?

Ini sejumlah faktanya, dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

1. Nama ilmiah
Tanaman porang merupakan tanaman yang berasal dari marga Amorphophallus. Porang memiliki nama ilmiah Amorphallus mueleri.

Peneliti Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Ina Erlinawati mengatakan, porang masih keluarga bunga bangkai.

"Iya (masih keluarga bunga bangkai), masih satu marga Amorphophallus, tapi nama latin untuk jenis Porang adalah Amorphophallus muelleri," kata Ina, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: KISAH Petani Milenial Yoyok Triyono, Bercerita Tentang Gurihnya Bertani Porang di Hadapan Jokowi

2. Kandungan gizi
Bagian dari tanaman porang yang dimanfaatkan dan memiliki nilai khasiat tinggi adalah bagian umbinya.

Bagian umbi ini memiliki kandungan Glucomannan dan kalsium yang tinggi.

Mengutip web Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan.

Karbohidrat dalam tanaman porang terdiri dari unsur pati, glucomannan serat kasar, dan gula reduksi.

Jika dibandingkan kerabatnya yang lain, kandungan glucomannan pada porang lebih tinggi.

Porang juga mengandung kristal kalsium oksalat yang berbentuk jarum. Kandungan inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan gatal dan panas saat mengonsumsinya.

Baca juga: Pasar Tanaman Porang Terbuka Lebar, Jokowi: Seriusi!

3. Ciri porang
Porang memiliki seludang bunga memelintir dengan bagian dalam warna merah muda dengan bercak putih dan mengeluarkan bau busuk saat mekar.

Bunga tersebut menarik lalat untuk penyerbukan.

Porang juga memiliki bulbil yakni tonjolan berwarna cokelat berbetuk bulat yang tumbuh di bagian daun porang.

Satu tanaman porang bisa menghasilkan 1-20 bulbil dengan bentuk dan ukuran yang beragam tergantung letak percabangan tulang daun.

Bulbil inilah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lebih lanjut selain memakai bagian ubi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Rendah Kalori, Porang Akan Jadi Makanan Sehat Masa Depan

4. Beda dengan suweg
Porang banyak dinilai mirip dengan suweg. Akan tetapi, porang berbeda dengan suweg, dilihat dari keberadaan bulbil di daunnya.

“Dia (porang) di daunnya punya bulbil yang tidak dimiliki suweg,” ujar Ina.

Ina juga menjelaskan, umbi porang berwarna cokelat tua dan bagian dalam kuning atau jingga.

Sementara, suweg umbi berwana putih dengan semburat warna merah jambu atau ungu.

Baca juga: Warga di Petang Badung Mulai Budi Daya Porang, Kadis Sebut Harga Relatif Stabil

5. Tips tanam porang: dengan sistem terasing
Diberitakan Kompas.com, Kamis (15/4/2021), petani porang asal NTT, Agustinus Adil mengatakan, menanam porang dengan sistem terasering akan mendapatkan hasil yang lebih bagus.

Selain itu, pemupukan juga lebih baik dilakukan secara alami memakai daun-daun kering.

Porang juga harus ditanam di tanah gembur untuk dapat hasil yang berkembang. Bebatuan dan akar kayu dalam tanah juga harus dihilangkan saat akan menanam porang.

Untuk penanaman jarak tanam antar benih sekitar 60 sentimeter.

Selain itu, sebaiknya tidak mencampur tanaman porang dengan tanaman lain karena jika berimpit porang berpotensi tidak berkembang.

Di dalam perkebunan porang juga tidak diperkenankan adanya tanaman kemiri. Hal ini karena akan menyebabkan porang tidak berkembang karena penuh dengan akar.

Porang juga jangan diberi pupuk dan disemprot bahan kimia.

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/15/090513065/5-fakta-soal-tanaman-porang 

Berita Terkini