TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Masih diterapkannya PPKM di Buleleng, membuat pelaksanaan dua program pelatihan kerja di Lembaga Latihan Kerja (LKK) Dinas Tenaga Kerja Buleleng ditunda.
Dua program latihan kerja yang ditunda itu ialah menjahit dan perawatan mesin diesel.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan mengatakan, Buleleng sejatinya mendapat 15 program pelatihan kerja, dibantu oleh pemerintah pusat.
Seperti menjahit, kelistrikan, perawatan mesin diesel, front office, dan komputer.
Baca juga: VIRAL Momen Haru Kremasi di Buleleng Bali, Keluarga Bawa Kue Ulang Tahun untuk Ayah yang Meninggal
Dari ke 15 program itu, 13 diantaranya sudah dijalankan, dengan diikuti oleh lulusan SMA atau SMK untuk mengasah keterampilannya.
Sementara dua program lainnya yakni menjahit dan perawatan mesin diesel belum dapat dilakukan, karena terbentur penerapan PPKM level 4.
"Program latihan menjahit dan perawatan mesin diesel ini sebenarnya sudah jalan, tapi baru dari segi teori.
Sementara praktek belum bisa dilanjutkan, karena ada pembatasan tatap muka.
Jadi prakteknya baru bisa dilakukan jika PPKM sudah berakhir," katanya.
Program latihan kerja ini kata Koriawan, masing-masing diikuti oleh 16 peserta.
Pelatihan diberikan selama sebulan oleh asesor yang di datangkan langsung dari pusat.
Usai menjalani pelatihan, peserta kemudian mengikuti uji kompetensi.
Selama menjalankan program latihan kerja, Koriawan menyebut, peminatnya cukup tinggi.
Hanya saja, gedung LKK yang digunakan saat ini sudah mengalani kerusakan.
Baca juga: Pura Agung Mpu Kuturan Mulai Dibangun, Gunakan Arsitektur Khas Buleleng
Terang saja, mengingat gedunt tersebut sudah cukup tua, dibangun pada tahun 1982 silam.
Pemerintah hanya dapat merehab sebagian atap gedung, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.
"Rehab baru dilakukan di bagian atap saja, karena keterbatasan APBD," jelasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng