“Saya kira, tirta seperti ini yang muncul di tengah sungai bahkan di dekat campuhan. Hanya satu-satunya ada di Bali,” sebutnya.
Baca juga: Ini Makna Palinggih Dewi Gangga di Pura Campuhan Windhu Segara Denpasar
Pasalnya, jika air itu adalah bagian dari air sungai, mengapa ia bisa setinggi satu meter saat dipugar.
Kemudian airnya terus naik mengikuti beton, mengalir ke atas layaknya sebuah keran yang terus dibuka.
“Nah konon katanya aliran air itu memang berbeda, kalau secara niskala berbeda dan salurannya jauh. Kalau dari sungai pasti hanya setinggi sungai dan tidak terus naik,” ucapnya.
Intinya sulit diungkapkan dengan kata-kata terkait tirta ini.
Konon pula, kata dia, sumber airnya ini dari kaja kangin.
Tetapi saya tidak tahu pasti darimana itu,” jelasnya.
Cerita yang beredar di sana, sumber air klebutan ini dibuat oleh ikan Julit yang awalnya membuat pusaran dan tembus sampai di sana.
“Be Julit emas, yang terpotong ekornya itu konon yang membuat lubang,”imbuhnya.
Lanjutnya, Dewi Tunjung Sekar Taji adalah bhatari yang berstana di tirta klebutan tersebut.
Kisahnya lagi, dewi ini memberi anugerah bagi siapa saja yang sembahyang dan malukat di sana serta meminum tirta klebutan itu akan awet muda. Kepercayaan lainnya akan sembuh dari penyakit yang diderita.
Airnya terasa dingin dan sejuk, benar-benar layaknya air mineral kemasan.
Seri salah satu pengunjung mengaku takjub, karena saat ia membasuh wajahnya di tirta klebutan itu malamnya jerawat yang meradang di wajahnya sembuh dan besoknya sudah kering.
“Padahal sebelumnya ada beberapa jerawat yang membandel di wajah saja, dan itu sakit karena besar-besar. Tapi uniknya setelah memasuh wajah, malamnya jerawat itu meletus dan besoknya radang wajah saya membaik,” ungkapnya.
Selain dia, banyak pamedek yang datang dan meminum air suci tersebut. Setelah sebelumnya malukat dan berendam di campuhan.