Ketut Sukanadi bercerita, kerap pamedek yang datang apabila terkena bebai maka akan kesurupan di lokasi.
“Bahkan ada yang berlari sebelum turun, ada yang teriak-teriak dan sebagainya,” imbuhnya.
Pamedek yang datang bisa membawa pejati dan canang sari ke lokasi malukat ini. Jangan pula lupa membawa kamen dan pakaian ganti.
Lokasi ini juga terus ditata agar lebih baik, mulai dari penyediaan ruang ganti pakaian hingga toilet.
Bahkan kini juga ada warung di sana, sehingga pamedek yang lapar dan haus bisa langsung berbelanja tanpa harus bingung.
Parkir pun juga dibuatkan di sebrang lokasi, dan belum dipungut biaya hanya donasi seikhlasnya saja.
“Rencana ke depan selain wisata spiritual juga ada arung jeram tubbing di sini,” ujarnya.
Ia juga bercerita, bagi yang ingin ke lokasi tirta Bulan jaraknya cukup dekat dari campuhan.
Hanya sekitar 50 meter mencari lokasi tirta Bulan.
“Cuma kalau mencari pancorannya masih masuk sekitar 20 meteran lagi. Jalannya ke utara dari campuhan dan jaraknya sekitar 100 meteran sudah sampai ke lokasi,” imbuhnya. (*)
Artikel lainnya di Serba serbi