TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Titik lokasi imbas bencana gempa bumi di Kabupaten Bangli, Bali, saat ini terdata 285 titik.
Penambahan jumlah titik tersebut seiring dengan total kerugian materiil yang saat ini mencapai Rp 4,9 miliar lebih.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa.
Kata Agus, data tersebut berdasarkan update pada Selasa 19 Oktober 2021 pukul 10.46 Wita.
"Tentunya data ini masih bersifat dinamis. Karena tim masih bergerak melakukan koordinasi untuk percepatan.
Baca juga: BPBD Bangli Catat Terdapat 172 Titik yang Terdampak Gempa, Kerugian Materiil Rp 894 Juta
Dalam hal ini kami membutuhkan bantuan dari kepala desa dan kepala dusun setempat untuk segera mendata kerusakan-kerusakan di wilayahnya," ucapnya.
Berdasarkan rekapitulasi lokasi yang terimbas bencana gempa bumi, untuk wilayah Kecamatan Bangli dan Susut datanya masih sama.
Yakni lima titik di Kecamatan Bangli, dan 16 titik di Kecamatan Susut.
Penambahan data imbas bencana tercatat di Kecamatan Tembuku dan Kintamani.
Dimana untuk Kecamatan Tembuku semula dilaporkan 40 titik, kini tercatat 81 titik.
"Yang paling banyak terdampak yakni di Desa Yangapi dengan 41 titik," sebutnya.
Sementara di Kecamatan Kintamani, lanjut Agus, dari semula 110 titik kini tercatat sebanyak 183 titik.
Daerah yang paling banyak terdampak yakni Desa Suter dengan 78 titik.
"Begitupun dengan Desa Terunyan, ada 59 titik yang terdampak," sebutnya.
Lanjut Agus, kerusakan tempat ibadah berupa sanggah pribadi, tercatat sebanyak 81 unit, baik itu rusak ringan, berat, ataupun sedang.
Baca juga: Masih Terjadi Longsor Susulan di Bangli, Pembersihan Material Dilakukan Putus-lanjut
Sementara kerusakan rumah, tercatat sebanyak 141 unit.
"Ini hampir rata di empat kecamatan," jelasnya.
Sedangkan kerusakan pura, Agus mengatakan ada 85 unit.
Dapur ada 8 unit, fasilitas umum seperti puskesmas, balai desa, Mapolsek, total ada 14 unit.
"Lainnya seperti kendaraan yang terdampak itu sekitar 5 unit," sebutnya.
Agus menambahkan, saat ini pendistribusian dan pencatatan logistik masih dilakukan.
Kata Agus, kebanyakan logistik tersebut didistribusikan bagi warga di tiga desa yang terisolir.
Yakni dari Desa Abang Batudinding, Desa Abang Songan, dan Desa Terunyan.
"Kami utamakan warga dari tiga desa itu, karena mereka terisolir.
Nanti kalau kebutuhan mereka sudah terpenuhi, barulah kami melakukan dropping logistik pada warga yang rumahnya terdampak," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE Gempa Bali: 8 Titik di Kintamani Bangli Tertimbun Longsor, 2 Orang Meninggal Dunia
Agus juga mengatakan saat ini tim gabungan masih berjibaku di titik longsor.
Ia menjelaskan, sejatinya sejak Senin 18 Oktober 2021 pukul 15.00 Wita, seluruh akses yang tertutup longsor dan mengisolasi warga sudah berhasil dibuka.
Namun pukul 17.00 Wita, di titik longsor pertama kembali terjadi longsor susulan.
"Itu merupakan titik longsor di perbatasan Desa Buahan menuju Desa Abang Batudinding.
Tidak hanya longsor berupa kerikil, namun bongkahan batu besar.
Maka dari itu, demi keamanan pengguna jalan warga dari tiga desa yang terisolir yang hendak menuju Bangli, jalur tersebut kembali ditutup.
Sembari tim gabungan ini melakukan kajian atas longsor susulan yang masih rentan terjadi.
Saat ini masih dilakukan analisis di titik pertama untuk mengambil langkah-langkah percepatan," tandasnya.
(*)