Lebih lanjut pihaknya mengaku memang telah menerima bookingan sampai tahun 2022.
Namun, ia belum bisa menyebutkan secara pasti terkait data bookingan yang diterima.
Sementara untuk jumlahnya, pihaknya belum bisa menyebutkan karena belum mendapatkan data dari anggotanya.
Menurutnya aturan tersebut harus dievaluasi, agar kegiatan pariwisata dapat terealisasi.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengungkapkan, hingga saat ini dari 19 negara yang dibuka untuk Indonesia, kebanyakan pendaratan penerbangannya di Jakarta.
Dan saat ini masih menjalani karantina, sehingga belum ada kunjungan dari wisman.
“Mereka (wisman) kebanyakan beralih ke Thailand karena di Thailand tidak menerapkan karantina,” tutupnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bali