TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Curah hujan diperkirakan akan meningkat di mencapai 70 persen dari kondisi normal.
Peningkatan curah hujan diprediksi terjadi pada Desember hingga Februari 2022 mendatang, akibat dampak dari fenomena La Lina.
Dengan adanya prediksi dari BMKG tersebut, Pemkab Buleleng bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pun menggelar apel gelar pasukan.
Apel tersebut untuk membentuk kesiapsiagaan sejumlah stake holder, terhadap dampak bencana alam yang ditimbulkan akibat fenomena alam tersebut.
Baca juga: Ketua DPRD Buleleng Terima Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra Tingkat Nasional
Ditemui seusai mengikuti apel gelar pasukan, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, berdasarkan peringatan dari BMKG, pada Desember hingga Febaruari 2022 mendatang, suhu di samudra pasifik lebih dingin dari keadaan normal.
Hal ini kemudian menyebabkan Indonesia berpotensi mengalami peningkatan curah hujan.
Akibat adanya peningkatan curah hujan ini, masyarakat di Buleleng pun diimbau untuk waspada.
Selain itu pihaknya juga harus melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan.
"Untuk mencegah terjadinya bencana pohon tumbang, OPD terkait mulai melakukan pemangkasan dahan pohon yang rapuh dan tinggi.
Dinas PUTR juga membersihkan gorong-gorong, dan masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar tidak terjadi banjir," jelasnya.
Dengan adanya peringatan dari BMKG itu, Ariadi menyebut pihaknya belum menetapkan status gawat darurat.
"Belum ada penetapan Buleleng siaga 1 atau siaga 2. Saat ini masih dalam kondisi kewaspadaan.
Hanya siaga dan waspada karena sudah ada peringatan dari BMKG. Astungkara tidak ada bencana yang besar," terangnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng