Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Yadnya adalah salah satu kata, yang sangat penting dan dekat dengan umat Hindu di Bali.
Yadnya berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti pengorbanan suci tulus ikhlas.
Untuk itu, sudah seharusnya yadnya dilakukan dengan penuh kesadaran, dan tulus ikhlas sesuai kemampuan.
Dalam Manawa Dharmasastra VI. 35, disebutkan untuk mencari dan mencapai kelepasan diri dari belenggu duniawi.
Baca juga: Genta Sebagai Simbol Ketuhanan, Bermakna Kesucian dalam Hindu Bali
Maka terlebih dahulu harus menyelesaikan tiga hutang.
Tiada lain tiga hutang tersebut adalah Tri Rna.
Alasan bahwa yadnya berhubungan dengan Tri Rna karena semua ciptaan di alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan.
Disebutkan bahwa Tuhan dalam manifestasiNya menjadi Tri Murti, yaitu Wisnu, Brahma, dan Siwa. Atau pencipta, pemelihara, dan pelebur.
Sehingga ajaran yadnya itu sendiri berasal dari yadnya Tuhan dalam menciptakan, memelihara, dan melebur (pralina) bhuana alit dan bhuana agung.
Kemudian dari yadnya Tuhan inilah, muncul ajaran Rna.
Yaitu ajaran bahwa yadnya adalah membayar hutang kepada Tuhan secara moral yang dikenal dengan Dewa Rna.
Lalu Tuhan menciptakan mahluk hidup, khususnya manusia melalui jalan dilahirkan.
Sehingga manusia memiliki hutang budi kepada orang tua atau leluhur.
Hutang ini dalam Tri Rna, dikenal dengan istilah Pitra Rna.