TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Virus Covid-19 varian terbaru, yakni Omicron kini sudah masuk di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan RI.
Virus Corona varian Omicron tersebut sudah terdeteksi di Indonesia pada Rabu, 15 Desember 2021 lalu.
Baca juga: Jubir Kominfo: Jelang Nataru Masyarakat Diimbau Agar Memperhatikan Aturan Pengetatan Perjalanan
Baca juga: Satgas Covid-19: Pemerintah Gunakan Strategi yang Sama Dalam Pencegahan Penularan Omicron
Baca juga: Ada Potensi Reinfeksi Varian Omicron Meski Sudah Vaksin Masyarakat Diminta Tidak Khawatir
Bahkan, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyatakan data-data terkait pasien tersebut sudah terkonfirmasi GISAID.
Pun begitu, pemerintah Republik Indonesia masih belum berpikiran untuk menutup pintu-pintu masuk Indonesia dari para pelancong atau pengunjung dari luar negeri.
Hal ini seperti diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian RI sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto saat diwawancarai di sela-sela peringatan HUT Golkar ke-57 di Kantor DPD Golkar Bali, Kamis, 16 Desember 2021 malam.
Baca juga: Jubir Kominfo: Jelang Nataru Masyarakat Diimbau Agar Memperhatikan Aturan Pengetatan Perjalanan
Baca juga: Satgas Covid-19: Pemerintah Gunakan Strategi yang Sama Dalam Pencegahan Penularan Omicron
Baca juga: Kompas Gramedia Peduli Anak-anak dan Pelajar Terdampak Erupsi Gunung Semeru
"Tidak ada, tidak ada (penutupan pintu masuk Indonesia)," paparnya.
Pun begitu, pihaknya hanya akan memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) di seluruh Indonesia.
"Ya sekarang kita semua prokes saja seluruhnya," katanya.
Ketua Umum DPP Golkar ini juga mengingatkan agar masyarakat tidak lepas dengan menggunakan masker di setiap kesempatan.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong percepatan vaksinasi kedua dan booster ketiga untuk masyarakat.
Baca juga: Jubir Kominfo: Jelang Nataru Masyarakat Diimbau Agar Memperhatikan Aturan Pengetatan Perjalanan
Baca juga: Satgas Covid-19: Pemerintah Gunakan Strategi yang Sama Dalam Pencegahan Penularan Omicron
Baca juga: Ada Potensi Reinfeksi Varian Omicron Meski Sudah Vaksin Masyarakat Diminta Tidak Khawatir
Airlangga juga menyebut jika berbagai fasilitas kesehatan juga disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan laju Covid-19 di Indonesia.
"Yang paling penting pakai masker, vaksinasi sudah 100 persen, vaksinasi kedua didorong, paling penting prokes, vaksinasi, dan fasilitas kesehatan disiapin," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketur Suarjaya mengatakan bahwa varian Covid-19 Omicron, harus diwaspadai dan jangan sampai masuk Bali.
"Varian Omicron yang sudah masuk Indonesia dan sampai saat ini belum ada masuk Bali. Penyebaran Omicron yang diumumkan itu baru di Jakarta yang tertular, namun Bali harus tetap waspada dan semua pintu masuk Bali harus diperketat jangan sampai kebobolan," tegas dia Jumat, 17 Desember 2021.
Menurut Suarjaya tidak ada cara lain mengantisipasi masuknya virus varian baru jenis Omicron ini, kecuali dengan tetap memperketat semua pintu masuk Bali dan masyarakat Bali harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Jubir Kominfo: Jelang Nataru Masyarakat Diimbau Agar Memperhatikan Aturan Pengetatan Perjalanan
Baca juga: Satgas Covid-19: Pemerintah Gunakan Strategi yang Sama Dalam Pencegahan Penularan Omicron
Baca juga: Ada Potensi Reinfeksi Varian Omicron Meski Sudah Vaksin Masyarakat Diminta Tidak Khawatir
Meski perkembangan virus sejak beberapa bulan terakhir ini sudah terus melandai tetapi Bali tidak boleh lengah.
Jangan sampai terjadi puncak penyebaran virus lagi di Bali seperti yang sudah terjadi pada Juli Agustus lalu.
Suarjaya mengatakan semua pintu masuk Bali baik udara, darat dan laut tidak boleh main-main dan harus diperketat.
Pemeriksaan pada setiap kedatangan harus ketat dan tidak bisa main-main.
Setiap orang yang masuk ke Bali dari semua pintu masuk harus dilakukan PCR dan Bali jangan sampai kebobolan.
"Kita antisipasi dengan pencegahan mulai dari pintu masuk Bali agar Omicron tidak sampai menular di Bali apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru)," pintanya.
Kepada masyarakat Bali, Suarjaya meminta harus semua tetap disiplin menerapkan prokes dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/ hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan) dan 3T (testing, tracing, treatment).
"Kalau masyarakat tidak mau kena virus Covid-19, masyarakat harus disiplin. Kalau virus Omicron sampai masuk Bali, masyarakat tidak disiplin, pasti bisa terkena,”katanya.
Sementara sebagai bentuk antisipasi masuknya varian baru ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bali selalu tetap siaga dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Mulai dari pelayanan kesehatan, obat-obatan anti virus dan ruang rawat inap dan ketersediaan tempat tidur yang cukup.
Suarjaya menambahkan, antara varian Delta dengan Omicron, hasil dari penelitian para ahli, varian Omicron resiko tingkat kematian jauh lebih rendah dan Omicron ini disebutkan tidak ada gejala.
Meski resikonya lebih rendang, tidak bisa dipandang remeh akan penularannya yang tanpa ada gejala.
"Kuncinya pintu masuk Bali harus dijaga ketat dan semua masyarakat disiplin prokes," pintanya lagi.
(*)