Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Dosen UNJ Ubedilah Badrun, Anak Pejabat Beli Saham, Uangnya dari Mana?

Editor: Karsiani Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen UNJ Ubedilah Badrun bersama dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di kantor Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (21/1)

Memangnya sering diundang partai?

Ya tidak sering juga. Pas mau pemilu saja mungkin karena fotonya ada ya. Dan itu tidak hanya PKS. Bahkan yang jauh lebih intensif yang dekat dengan saya justru PDIP. Saya pernah diundang PDIP, bahkan mendidik dalam arti tertentu kader PDIP yang sekolah S1 politik.

Bahkan orang terdekatnya Bu Mega pernah sama saya. Partai lain, Generasi Muda Golkar, Partai Demokrat, juga pernah mengundang saya. Itu biasa saja. Masa gara-gara saya ngisi pelatihan PDIP saya disebut kader PDIP. Kan enggak.

Apalagi posisi anda sebagai ASN?

Iya enggak boleh berpartai, kalau sudah berpartai saya sudah dipecat dari dulu.

Setelah melaorkan Gibran dan Kaesang, apakah anda sudah dimintai keterangan lanjutan oleh KPK?
Belum. Dari informasi yang saya terima, KPK sedang memverifikasi laporan saya, melihat apakah data yang kami sampaikan ke KPK itu valid atau tidak.

Saya kira itu prosedur yang wajar dan itu jalan yang terbaik. Saya memilih jalan tersebut karena inilah jalan hukum, bukan jalan di luar hukum.

Ngomong-ngomong apakah anda masih punya kepercayaan terhadap KPK?

KPK memang sedang mengalami penurunan kepercayaan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena itu saya memberi ruang optimistis itu kepada KPK untuk memulihkan kembali tingkat kepercayaan terhadap mereka.

Ini bisa menjadi mementum agar KPK serius. Mudah-mudahan KPK masih memberi kepercayaan dalam rangka membangun satu pandangan baru tentang KPK bahwa KPK bekerja profesional.

Terkait laporan terhadap Gibran dan Kaesang, kapan anda mulai tertarik mendalami masalah ini?

Sebetulnya hampir setiap hari saya menulis khusus soal reformasi. Saya menulis juga soal oligarki dan korupsi, dan soal runtuhnya sebuah kekuasaan, itu hampir intensif saya menulis tentang itu.

Nah, ini juga sebetulnya ini saya berpikir menjadi tulisan saya berikutnya, tapi karena saya memerlukan data lebih valid, akhirnya saya melakukan riset lebih dalam, termasuk mencari dokumen-dokumen yang membuktikan bahwa betul perusahaan ini ada relasi antara putra dari petinggi republik ini dan putra dari petinggi perusahaan besar.

Anda melakukan pengumpulan data, tentu ada pihak yang membantu. Apakah anda punya tim untuk mengumpulkan data memahami konteks masalah?

Kalau soal data, kawan-kawan aktivis 98 itu kan banyak yang sudah menjadi profesional di banyak tempat. Ada yang jadi advokat, ekonom, pebisnis, aktivis kemanusiaan, dll. Mereka semua teman diskusi yang sangat berharga.

Halaman
1234

Berita Terkini