Berita Bali

10 Siswa dan 1 Guru di Jembrana Diisolasi, Klaster Pelajar Terus Bermunculan di Bali

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi covid - 10 Siswa dan 1 Guru di Jembrana Diisolasi, Klaster Pelajar Terus Bermunculan di Bali

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Klaster pelajar terus bermunculan di Bali.

Terbaru, 10 siswa dan 1 guru di Kabupaten Jembrana diketahui terkonfirmasi positif Covid-19.

Ke-10 siswa dan 1 guru itu berada di dua sekolah, yakni SMAN 1 Mendoyo dan SMPN 2 Melaya.

Saat ini siswa dan guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah melakukan isolasi.

Baca juga: TERTINGGI, BALI Tambah 212 Kasus Positif Covid-19, 13 Sembuh dan 2 Meninggal

Sebelumnya, 15 siswa SMAN 1 Denpasar juga diketahui terkonfirmasi positif Covid-19.

Para siswa yang terkonfirmasi harus menjalani isolasi, dan sistem pembelajaran kembali dilakukan dari rumah atau daring.

Dua siswa di SMPN 3 Dawan, Kabupaten Klungkung, juga terkonfirmasi Covid-19 dari klaster keluarga.

Akibatnya dua kelas pun harus ditutup dan kembali belajar daring selama 5 hari.

Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga ditemukan di lingkungan sekolah SDN 1 Banjar Bali, Kabupaten Buleleng.

Dua orang siswa serta satu guru kelas di sekolah tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Kasus lainnya terjadi di SMPN 2 Kuta, Kabupaten Badung.

Dari hasil tracing, seorang siswa dinyatakan hasilnya positif Covid-19.

Kini klaster pelajar meluas ke Jembrana. Sebanyak 10 siswa, masing-masing tujuh siswa dari SMAN 1 Mendoyo, dan tiga siswa serta 1 guru dari SMPN 2 Melaya.

Diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

SMAN 1 Mendoyo pun memutuskan menghentikan PTM dan kembali memakai sistem daring.

Hal ini sesuai instruksi dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di sekolah.

“Ada satu siswa awalnya. Kemudian kami tracing, dan berkembang ke siswa lainnya (kontak erat) dan diketahui ada enam siswa lainnya,” ucap Kepala SMAN 1 Mendoyo, Ngurah Sukadarmasada, Kamis 27 Januari 2022.

Awal diketahuinya kasus positif Covid-19 ini ketika salah satu orangtua siswa hendak ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Kemudian, melakukan rapid test sebagai syarat ke luar Bali.

Nah, saat melakukan rapid test itu kemudian diketahui hasilnya positif.

Akhirnya dilakukan tracking dan tracing, dan anak dari orangtua siswa yang merupakan pelajar SMAN 1 Mendoyo positif.

“Akhirnya pada tanggal 21 Januari 2022 lalu, kami pihak sekolah melakukan tracing ke kontak erat yang sering bersama siswa. Ada sebanyak 12 siswa. Dari rapid test pada 21 Januari, 12 siswa itu negatif Covid. Siswa yang bersangkutan kami minta untuk belajar dari rumah,” terangnya.

Setelah itu, pihak puskesmas kembali menggelar swab PCR di SMAN 1 Mendoyo.

Hal ini dikakukan untuk lebih memastikan kondisi para siswa.

Akhirnya pada Rabu 26 Januari 2022, dilakukanlah swab PCR oleh pihak puskesmas terhadap 12 siswa yang sebelumnya melakukan rapid test antigen. Hasilnya, enam dari 12 siswa itu diketahui positif Covid-19.

“Karena kejadian itu, mulai besok seluruh kelas dalam satu gedung (tiga kelas) belajar dari rumah. Semua daring. Kasus ini juga sudah kami laporkan ke provinsi, dan ini merupakan petunjuk provinsi. Pembelajaran daring akan dilakukan sampai tanggal 3 Februari. Kami akan melihat kondisi selanjutnya atau kami akan melakukan tes lagi,” jelasnya.

Sementara untuk tiga siswa dan 1 guru di SMP Negeri 2 Melaya yang terjangkit Covid-19, saat ini juga sudah menjalani isolasi.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, Ni Nengah Wartini, menyatakan sekolah telah mengikuti protap untuk melakukan tracing lebih luas dan testing dan mengisolasi sejumlah siswa dan guru yang terkonfirmasi positif.

Pertama ada satu siswa, kemudian hasil tracing dan testing ada tambah tiga termasuk guru.

Langkah yang dilakukan, sejumlah siswa yang terkonfirmasi itu menjalani isolasi di tempat yang ditentukan.

Baca juga: Update Covid-19 Bali 27 Januari 2022, Positif: 212 Orang, Sembuh: 13 Orang dan Meninggal: 2 Orang

Para siswa di satu kelas tersebut diminta untuk melakukan pembelajaran daring.

"Kita sarankan agar kepala sekolah mengikuti rekomendasi Satgas dan secara ketat melaksanakan prokes. Total ada empat orang. tiga siswa dan satu guru. Di awal rapid pertama negatif semua, dan menjalani isolasi lima hari. Di hari kelima tes lagi, ada tiga orang yang positif dilaksanakan isolasi 14 hari di tempat isoter," ujarnya.

Kasus Meningkat

Munculnya klaster sekolah di Jembrana dan beberapa daerah lainnya berdampak pada peningkatan kasus Covid-19 di Bali.

Per 27 Januari 2022, tercatat 212 tambahan kasus positif di Bali.

Mengalami peningkatan dari hari sebelumnya, Rabu 26 Januari 2022, di angka139 kasus positif.

Tambahan kasus di Jembrana pun termasuk paling tinggi, yakni sebanyak 46 kasus positif.

Kemudian ada Kabupaten Badung dengan 55 kasus, dan Kota Denpasar tertinggi dengan 57 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Gusti Bagus Ketut Oka Parwata dikonfirmasi membenarkan ada peningkatan kasus Covid-19 dari tanggal 7 Januari 2022.

Tempat isolasi seperti Hotel Hapel sudah penuh.

Dua Puskesmas di Pengambengan dan Mendoyo juga sudah dibuka lagi untuk menangani kasus Covid-19.

“Kami siapkan lagi dua puskesmas untuk perawatan dan isolasi. Semoga hari ini ada yang pulang," kata dr Bagus, kemarin.

Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, menjelaskan saat ini penularan virus Covid-19 di Kota Denpasar mulai mengalami tren peningkatan.

“Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, tidak boleh kendor dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Dewa Rai, kemarin.

Dikonfirmasi terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Made Rentin, menyatakan peningkatan kasus Covid-19 di Bali terjadi karena gencarnya tracing dan testing yang dilakukan oleh Pemprov Bali.

“Bahkan kita sudah testing sebanyak 9 ribu orang dari tanggal 19 hingga 25 Januari kemarin. Testing yang kita lakukan setiap harinya 1:10," ungkapnya, Kamis 27 Januari 2022.

Selain itu, kata Rentin, meningkatnya kasus Covid-19 di Bali karena terdapat dari klaster pelajar yang melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).

Baca juga: Penularan Covid-19 di Kota Denpasar Masih Tinggi, Hari Ini Kasus Positif 57 Orang

Namun, menurutnya, bukan berarti penambahan kasus karena adanya kegiatan PTM.

Ia juga menegaskan hingga saat ini belum ada varian Omicron di Bali dan pasien Covid-19 di Bali pada umumnya masih terinfeksi Covid-19 varian yang sudah ada sebelumnya.

Rentin yang juga menjabat sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Bali mengimbau pada seluruh masyarakat luas agar tidak abai dan selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kasus Omicron belakangan memang mulai naik di Indonesia, maka dari itu kita di Bali agar tetap selalu menerapkan protokol kesehatan. Jangan lengah agar kasus Covid-19 tidak semakin bertambah," tutupnya. (ang/sup/sar)

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini