Bahkan progresnya saat ini sudah mencapai 60 persen, dengan dana yang dihabiskan mencapai sekitar Rp3 juta.
Ogoh-ogoh dibuat pada pertengahan Januari lalu, atau sejak turunnya SE dari MDA Bali.
Suranasa pun menyebut dengan adanya keputusan baru dari Satgas ini, sejumlah muda-mudi di Desa Adat Jinengdalem pun kecewa.
Sunarsa telah meminta kepada muda-mudi di desa tersebut, untuk menunda pembuatan ogoh-ogoh.
"Kasian muda-mudinya, sudah terlanjur membuat, sudah terlanjur mengeluarkan biaya. Tapi kami juga harus mematuhi keputusan ini. Saya sudah imbau muda-mudi di desa agar pembuatannya dihentikan dulu," tutupnya. (*)
Berita lainnya di Berita Buleleng