Tips Kesehatan

Benarkah Terapi Minum Minyak Kayu Putih Bisa untuk Obati Covid-19? Ahli Ungkap Akibatnya Fatal

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi minyak kayu putih (eucalyptus)

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Benarkah Terapi Minum Minyak Kayu Putih Bisa untuk Obati Covid-19? Ahli Ungkap Akibatnya Fatal

Minyak kayu putih menjadi metode pengobatan tradisional yang masih populer hingga saat ini.

Baca juga: Ingin Tes Covid-19 Sendiri di Rumah? Begini Paduannya, Jangan Keliru

Minyak kayu putih dibuat dari daun eukaliptus yang dikeringkan, lalu dihancurkan.

Kemudian disuling untuk diambil minyaknya.

Setelah diekstraksi, minyak kayu putih perlu diencerkan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan.

Minyak kayu putih dipercaya mempunyai banyak manfaat, misalnya untuk menghangatkan badan atau meredakan rasa gatal.

Selain itu, terapi minyak kayu putih juga disebut dapat mengatasi gejala Covid-19.

Salah satu cara terapi minyak kayu putih untuk Covid-19 adalah dengan cara diminum bersama dengan segelas air.

Belum ada pembuktian klinis mengenai pengobatan Covid-19 dengan minyak kayu putih, meskipun terdapat kandungan antivirus, kata Rini Pujiarti, Ph.D., peneliti dari Universitas Gajah Mada.

“Eucalyptus memang berpotensi sebagai antivirus karena kandungan aktif dalam minyak atsiri kayu putih.

Baca juga: CARA MEMBEDAKAN Gejala Sakit Kepala Biasa & Akibat Covid-19 Varian Omicron

Namun jika kita mengklaim bahwa Eucalyptus dapat membunuh virus corona penyebab Covid-19, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” ujarnya dikutip dari laman ugm.ac.id

Ketika terpapar Covid-19, minyak kayu putih tetap bisa digunakan. Namun, sebaiknya hanya digunakan untuk menghangatkan badan dengan cara dioles dan bukan diminum.

Dalam penelitian yang diterbitkan di National Center Biotechnology Information, ditemukan kalau minum minyak kayu putih berbahaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Jagadish Kumar dan rekan-rekannya, menemukan toksisitas jika minum minyak kayu putih secara langsung.

“Toksisitas esktrem setelah konsumsi (minyak kayu putih) didokumentasikan dengan baik, tetapi kesadaran publik umumnya kurang,” bunyi penelitian tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini