TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Seka teruna yang ada di Kabupaten Badung dan yang akan mengarak ogoh-ogoh, Rabu 2 Maret 2022, melaksanakan tes swab PCR, Selasa 1 Maret 2022.
Swab yang dilaksanakan sebagai syarat agar bisa mengarak dengan jumlah maksimal 25 orang.
Menurut informasi yang didapat, swab dilakukan di beberapa lokasi, khususnya tempat-tempat vaksinasi yang dilakukan sebelumnya.
Kendati demikian, diharapkan semua hasilnya negatif, agar kreativitas sekaa teruna berjalan dengan tetap melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes).
Baca juga: Pemuda di Sukawati Gianyar Ganti Ogoh-ogoh Gara-gara Kabel
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung I Wayan Darma yang juga koordinator di Satgas Covid-19 Badung mengakui adanya pelaksanaan swab untuk seka teruna yang mengarak ogoh-ogoh.
Dikatakan, seka teruna yang melaksanakan swab adalah seka teruna yang membuat dan mengarak ogoh-ogoh.
Hal itu dilakukan sesuai dengan keputusan bersama dengan Satgas Covid-19 dan manggala Yowana Badung.
“Hasilnya belum. Yang jelas, jika nanti hasilnya positif, dipastikan sekaa teruna tidak dapat melakukan pengarakan. Jadi tidak diizinkan ikut aktivitas ogoh-ogoh,” jelasnya.
Sayangnya dirinya tidak merinci berapa total, seka teruna yang menjalani swab. Pihaknya menyarankan konfirmasi ke Manggala Yowana Badung.
Manggala Yowana Badung, IG Prayoga Mardika mengakui sesuai kesepakatan Yowana dan Satgas Covid-19 Badung, peserta yang mengarak ogoh-ogoh wajib melakukan tes swab. Jika tidak melakukan swab tidak diperkenankan mengarak.
“Kita sudah membuat peraturan atau kesepakatan bersama. Jadi yang memiliki sertifikat Swab PCR yang boleh melakukan pengarakan ogoh-ogoh,” jelasnya.
Disebutkan, ogoh-ogoh hanya diarak di wewidangan banjar saja.
Bahkan gamelan baleganjur yang mengiringi tidak boleh mengikuti ogoh-ogoh dan berada di depan banjar saja.
“Ini sudah kesepakatan kami. Jadi kalau ada yang melanggar, siapa yang mengusulkan pengarakan itu yang bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa,” katanya.
Ditanya apakah tetap dilakukan pengarakan ogoh-ogoh jika yang jalani swab di bawah 25 orang dari yang ditetapkan pemerintah, Mardika pun mengaku tetap dilakukan.
Mengingat yang mengarak ogoh-ogoh harus sudah mengantungi hasil swab.
“Kalau 20 orang yang swab, jadi 20 orang yang mengarak, tidak boleh lebih. Jadi tetap ada pengarakan di Badung sesuai kesepakatan kita dulu dengan satgas, kan maksimal 25 orang sesuai dengan SE gubernur,” imbuhnya.
Dia mengatakan, dari 584 sekaa teruna yang ada di Badung, ada 174 sekaa teruna dan yowana yang akan mengarak ogoh-ogoh di Badung.
Di Denpasar, sebanyak 215 ogoh-ogoh siap diarak saat pangerupukan, Rabu ini.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara mengatakan jumlah ini tersebar di empat kecamatan.
Rincian jumlahnya yakni Denpasar Utara 73 ogoh-ogoh, Denpasar Timur 69 ogoh-ogoh, Denpasar Barat 20 ogoh-ogoh, dan Denpasar Selatan 53 ogoh-ogoh.
Untuk ketentuan pelaksanaan pawai ini sesuai dengan hasil keputusan rapat bersama Forkompinda, MDA, Bendesa dan perwakilan Yowana di Kota Denpasar, di Kantor Wali Kota Denpasar, Senin 21 Februari 2022 lalu.
Di Tabanan 353 ogoh-ogoh akan diarak keliling banjar.
Pemerintah mengharapkan seluruh masyarakat menaati atau menerapkan prokes dalam pelaksanaannya.
Terutama para pemuda yang akan mengusung diharapkan menjalani rapid tes yang alatnya sudah disediakan Dinas Kesehatan Tabanan melalui masing-masing Puskesmas.
Menurut data yang berhasil diperoleh dari Polres Tabanan, total ada 353 ogoh-ogoh yang terdaftar akan diarak.
Baca juga: Ogoh-ogoh Brahmana Keling di Banjar Pekuwon Bangli Bercerita Tentang Topeng Sidakarya
Jumlah tersebut merupakan sebagaian dari total 133 Desa Dinas, 349 Desa Adat, dan 817 Banjar yang ada di Kabupaten Tabanan.
Dalam satu ogoh-ogoh, jumlah yang mengikuti maksimal 25 orang.
Sedangkan, dari data Dinas Kesehatan Tabanan tercatat hanya ada 294 orang pemuda yang baru melakukan rapid tes secara keseluruhan.
Jumlah terbanyak yang sudah menjalani rapid tes adalah di Selemadeg Raya atau di Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan juga Selemadeg Timur.
"Memang ada beberapa desa yang tidak melaksanakan. Nah untuk pengarakan ogoh-ogoh ini didasari surat edaran MDA Bali dengan syarat penerapan prokes yang ketat termasuk pelaksanaan rapid tes. Untuk rapid kita juga sudah siapkan di masing-masing Puskesmas di seluruh wilayah," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan, I Gede Susila, Selasa sore.
Dia melanjutkan, dalam pelaksanaan pengarakan ogoh-ogoh ini nantinya Satgas Desa yakni pecalang akan mengawasi.
Diharapkan tidak melewati banjar masing-masing.
"Kemudian untuk Ngembak Geni sehari setelah Ngepi kan banyak yang ke Pantai. Kami mohon masyarakat tetap terapkan protokol kesehatan tersebut. Pihak desa juga mengawasi dan saya kira masyarakat Tabanan seluruhnya sudah sadar dengan pentingnya prokes ini," tegasnya.
Di Bangli, 4.000 pemuda menjalani rapid antigen, kemarin.
Hal ini merupakan salah satu syarat bagi para pemuda, sebelum melaksanakan pawai ogoh-ogoh.
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr I Nyoman Arsana mengatakan, tes rapid antigen untuk yowana ini sesuai dengan arahan pimpinan, baik Gubernur Bali dan Bupati Bangli dalam rangka arak-arakan ogoh-ogoh ini.
Untuk mempercepat pelaksanaannya, maka seluruh puskesmas membuka fasilitas rapid antigen bagi para yowana.
Disamping itu juga memanfaatkan gedung Public Safety Center (PSC) untuk membackup pelaksanaan rapid antigen bagi warga kota.
"Dari data yang kami terima hingga pukul 13.00 Wita, astungkara hasil rapid antigen negatif semua. Adapun bagi pemuda yang belum sempat rapid antigen, akan diarahkan pada puskesmas rawat inap," ujarnya.
Arsana menambahkan secara logistik pihaknya tidak kekurangan alat rapid antigen.
Ia menyebut total logistik yang tersedia sebanyak 6900 unit.
Dan pihaknya juga mendapat tambahan lagi 1.300 unit.
Diganti Gara-gara Kabel
PEMUDA Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar terpaksa mengganti ogoh-ogoh yang diarak untuk perayaan Pengerupukan, Rabu 2 Maret 2022.
Kondisi tersebut karena ogoh-ogoh Kumbakarna setinggi sekitar 7 meter, tidak bisa diarak karena terhalang banyak kabel.
Karena itu, mereka pun menggunakan ogoh-ogoh kecil agar kegiatan ngarap bisa berjalan lancar.
Ketua Pemuda Bajar Palak, I Gede Manik Aditya Budi Suta, Selasa 1 Maret 2022 mengatakan, pihaknya menyayangkan bahwa perjuangan agar bisa mengarak ogoh-ogoh Kumbakarna, saat ini harus terganjal persoalan kabel.
Baca juga: DLHK Denpasar Siagakan 400 Personil Malam Pengerupukan, Minta Tak Tinggalkan Ogoh-ogoh Sembarangan
Pihaknya terpaksa menggunakan ogoh-ogoh yang lebih kecil.
"Kabel ini sudah dibahas beberapa kali, namun tidak kunjung ditemukan solusi. Keputusan akhirnya ogoh-ogoh (Kumbakarna) pun dibatalkan. Karena dipandang riskan, bahkan kabel melintangya tidak hanya satu. Sementara ogoh-ogoh kita cukup tinggi dan besar. Kita terpaksa pakai ogoh-ogoh yang lebih kecil," ujarnya.
Disebutkan, ogoh-ogoh pemuda Banjar Palak ini berwujud Kumbakarna, dengan ketinggian sekitar 7 meter itu telah dibuat saat Hari Raya Nyepi tahun 2020 lalu.
Setelah adanya informasi bahwa perayaan Nyepi kali ini boleh mengarak ogoh-ogoh, para pemuda setempat pun menyambut gembira.
Namun tak pernah menyangka, persoalan kabel menjadi penghalang mereka.
"Kami dari sekaa teruna sudah sempat mengukur tinggi ogoh-ogoh dengan kabel. Kami tidak tahu itu kabel milik PLN atau Telkom, yang jelas titiknya cukup banyak," ujarnya.
Awalnya, pihaknya ingin menyiasati dengan menunjang kabel tersebut saat ogoh-ogoh lewat.
Namun titiknya cukup banyak dan berisiko, sehingga solusi tersebut pun dinilai kurang maksimal.
"Kalau ditunjang takutnya merusak kabel itu, karena ogoh-ogoh sangat tinggi, nanti bisa kita yang disalahkan. Ada juga kabel yang terlalu kencang kan tidak mungkin untuk ditunjang, takutnya nanti kabel putus," jelasnya.
Manik beharap pada pihak terkait, baik PLN dan Telkom, agar lebih memperhatikan dan mempertimbangkan masalah kabel-kabel melintang.
Sebab selama ini, banyak tradisi dan budaya Bali berkaitan dengan ketinggian.
Mulai dari ngaben hingga pengarakan ogoh-ogoh. (gus/sup/mpa/mer/weg)
Kumpulan Artikel Bali