Human Interest Story

Perempuan Perkasa Pasar Badung, Wayan Sikiani, Jadi Tukang Suun Sejak SD Demi Dapur Tetap Mengepul

Penulis: Putu Supartika
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tukang suwun di Pasar Badung, Denpasar

Sekali menjadi buruh suun biasanya ia mendapatkan Rp 10 ribu.

Kadang ada pengguna jasanya yang berbaik hati dan memberikannya uang lebih.

Baca juga: Dua PMI Positif Covid-19 di Bangli Sembuh, Tukang Suun Sempat Dipulangkan ke Rumahnya

Baca juga: Tukang Suun di Pasar Kidul Positif Covid-19, Kasus di Bangli Kini Capai 18 Orang

“Sekarang ini sudah mulai adalah pelanggan. Dari pagi sampai siang ini dapat Rp 20 ribu. Kalau sewaktu korona, benar-benar sepi,” kata ibu dua anak ini.

Ia menambahkan, saat ini suaminya yang awalnya menjadi tukang bangunan tak bekerja lagi.

Hal ini dikarenakan tak ada proyek lagi, dan kini hanya bekerja ke sawah.

Syukurlah dua anaknya sudah mendapat pekerjaan dengan penghasilan cukup.

“Anak pertama jadi satpam, kalau anak kedua di RSUP Sanglah jadi yang bawa-bawa nasi,” kata perempuan yang memiliki tiga cucu ini.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ketut Weriati (53).

Sejak SD dirinya juga sudah menjadi tukang suun di Pasar Badung.

“Ya, syukuri saja, agar ada uang untuk makan,” katanya.

Baik Sikiani maupun Weriati sama-sama berharap agar kehidupan anak dan cucunya lebih baik daripada dirinya. (*)

Berita Terkini