Lamanya pengungkapan kasus Subang, tak jarang membuat publik terutama keluarga korban resah.
Sementara pihak keluarga korban pun bersabar menantikan kasus rajapati Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) agar terungkap.
Di sisi lain, panjangnya perkembangan kasus Subang tersebut menimbulkan berbagai opini.
Bahkan timbul berkurangnya rasa kepercayaan publik kepada penyidik dalam mengungkap kasus Subang tersebut.
Hingga kini mencuat isu kasus Subang bakal menjadi Cold Cases.
Adapun Cold Cases merupakan kasus yang penanganannya tertunda hingga pada akhirnya, kasus tersebut menjadi dingin, bahkan cenderung tidak diurus lagi.
Kini, isu Cold Cases dibahas dalam wawancara jurnalis Kompas TV, Aiman bersama seorang pakar kriminologi.
Lantas benarkah kasus Subang tersebut akan menjadi Cold Cases ?
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Yosef Yakin Sosok ini Pembunuh Tuti dan Amel, Siap Laporkan Danu Karena Ini
Menanggapi kasus Subang bakal jadi Cold Cases tersebut, pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala angkat bicara.
Adrianus Meliala, pakar kriminologi itu menilai kasus Subang tidak mengarah pada hal tersebut.
Menurutnya sebuah kasus menjadi dingin pun membutuhkan cara baru untuk mengungkapkannya.
“Jadi kalau kita bicara mengenai pengalaman di organisasi kepolisian di negara-negara barat sebagai contoh, di sana ada satu Direktorat yang disediakan untuk itu, Direktorat Cold Cases,” ujar pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala, dikutip Tribunjabar.id dari Kompas TV, Kamis 12 Mei 2022.
Ia mencontohkan Cold Cases di negara-negara barat tetap ditangani dengan cara baru.
Adrianus menjelaskan kasus dingin dilakukan dengan proses kerja yang tidak dikejar-kejar waktu, ditangani oleh para penyidik terbaik dan dana yang unlimited.
Kemudian pakar kriminologi itu membandingkan dan menilai kepolisian dan penyidik yang menangani kasus Subang tersebut ada di bawah tekanan.