Berita Bali

Harga Sapi di Bali Turun 50 Persen Dampak PMK, Peternak Potensi Rugi Miliaran

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sapi - Harga Sapi di Bali Turun 50 Persen Dampak PMK, Peternak Potensi Rugi Miliaran

“Solusi dari saya sebagai peternak, agar petani tidak merugi, pemerintah mestinya membuat masa karantina 7 sampai 14 hari. Kemudian lakukan uji laboratorium. Selanjutnya, pengguna jasa petani sapi Bali siap bayar PNBP asal sapi Bali bisa dikeluarkan melalui Pelabuhan Gilimanuk,” ujarnya.

Baca juga: Sapi di Gianyar Bebas Penyakit Kuku Dan Mulut, Peternak Diminta Tetap Waspada

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan, pihak Pemprov Bali sudah mengantisipas dengan melakukan penegasan-penegasan terkait penghentian sementara pengiriman sapi Bali.

Di Jembrana, saat ini sedang proses pembuatan SE Bupati. Dan di lapangan terhadap kelompok ternak, pedagang ternak pihaknya melakukan KIE (Komunikasi, Infomasi dan Edukasi), spraying dan selalu waspada terhadap munculnya PMK.

Di Badung, Dinas Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) setempat melakukan langkah antisipasi masuknya PMK. Pasalnya PMK sudah menyerang hewan ternak dan meluas di Indonesia. Untuk mengantisipasi itu, Dispertan Badung langsung memerintahkan jajarannya mengawasi sentra peternakan sapi serta Pasar Hewan Beringkit.

Selain itu, pihaknya akan mengumpulkan puskeswan untuk memeriksa hewan yang nantinya diduga terkena penyakit tersebut.

Begitu juga penyuluh ikut memantau sentra-sentra ternak yang ada Kadispertan Badung, I Wayan Wijana, Senin, mengakui pihaknya melakukan monitoring ke Pasar Hewan Beringkit. Hasil monitoring, belum ditemukan adanya penyakit tersebut.

"Pasar Hewan Beringkit sudah kami monitor, namun sampai saat ini tidak ada laporan ternak di Badung yang sakit mengarah pada PMK," ungkapnya.

Dia mengaku juga memantau Sentra Ternak Sobangan yang merupakan sentra ternak Sapi Bali milik Kabupaten Badung. Pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran wabah PMK, sehingga ternak di Badung terbebas dari penyakit tersebut.

Sementara itu, harga sapi di Karangasem meningkat jelang Idul Adha. Harga naik Rp1 juta sampai Rp2 juta per ekor sejak beberapa bulan lalu. Kemungkinan harga terus meningkata dan permintaan akan naik karena Idul Adha tinggal satu bulan.

Zulfika, peternak sapi asal Kecamatan Bebandem, mengatakan, harga sapi masih normal. Malah meningkat dari beberapa bulan lalu. Harga sapi yang biasanya Rp15 jutaan, naik jadi Rp16 juta. Dan kemungkinan harganya akan terus naik karena permintaan meningkat.

"Harga sapi di Bali masih normal. Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) belum ada pengaruh ke harga sapi di Kabupaten Karangasem. Penyebaran penyakit mulut dan kaki belum sampai ke Bali," kata Zulfika, Senin.

Pihaknya menduga, harga sapi meningkat kemungkinan menjelang Hari Raya Idul Adha. Permintaan sapi meningkat. Sehingga harga perekornya pun naik. Kondisi seperti ini terjadi tiap tahun jelang hari raya.

Untuuk sapi jantan harga prekornya naik drastis, tergantung beratnya.

Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Bencana (PPB), Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Karangasem, Putu Gede Suata Berata, mengatakan, harga sapi masih normal dan stabil.

Petugas di lapangan belum melaporkan harga sapi terkini sejak wabah PKM. (ang/gus/ful)

Berita Terkini