TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Komunitas Partnership Kura-kura Bali, dengan masyarakat Desa Serangan melakukan pengolahan limbah sampah.
Khususnya sampah plastik, yang akan dijadikan barang bernilai jual tinggi.
Salah satunya dijadikan suvenir atau merchandise.
I Wayan Patut, Koordinator Komunitas Partnership Kura-kura Bali, dengan masyarakat Desa Serangan.
Mengatakan botol plastik yang digunakan, atau yang akan diolah menjadi merchandise.
Adalah botol yang memiliki tingkat ketebalan plastik cukup tebal.
Baca juga: Jelang G20, Satuan Polisi Air Polres Karangasem Gencarkan Patroli Laut
"Kami menggunakan botol plastik yang tebal.
Ini khususnya, kami cari di sekitar Serangan.
Kami belum sampai luar Serangan, jadi khusus sampah di Serangan saja.
Kebanyakan tutup botol plastik, yang diolah dan sudah menjadi kursi, meja, tempat sabun, kerajinan bentuk ikan dan kura-kura," jelasnya pada Jumat 20 Mei 2022.
Untuk event G20 ini, kata dia, sebanyak 10 kursi dan 2 meja sudah dipesan.
Serta beberapa merchandise lainnya.
Sementara itu, untuk harga jualnya, ia belum menentukan.
Satu kilogram sampah plastik ini, dibeli dengan harga Rp 7 ribu.
Dan satu kilogram plastik ini, dapat menjadi empat keping plastik ukuran persegi 20 x 23 meter.
Baca juga: Jelang G20, Polres Gianyar Lakukan Pengetatan Pengamanan Wilayah
"Kalau kerajinan ikan dan kura-kura, merupakan hasil sisa dari plastik yang diolah.
Jadi tidak dibuang, dan ini juga dipesan di G20.
Kalau biaya produksi 12 orang pekerja dikali Rp 95 ribu per hari.
Kerjanya 5 hari dalam seminggu.
Kalau untuk biaya produksi listrik, macam-macam sebenarnya kita belum sampai kesana.
Karena ini sifatnya pelatihan, kami mendidik dan melatih masyarakat di sini.
Kami beri biaya konsumsi untuk mereka," paparnya.
Selain tutup botol, ia juga menggunakan pipet dan intinya semua jenis plastik.
Ia berharap semoga delegasi-delegasi nanti, bisa melihat ini.
Serta tidak hanya masuk ke dalam kawasan saja, tetapi juga bisa langsung turun.
Melihat lingkungan dan kondisi masyarakat.
Baca juga: Lima Destinasi Wisata Karangasem Dijajaki Panitia KTT G20
"Bahwa mulai berbenah, dari awal delegasi datang kami sudah melakukan program pembersihan pengelolaan sampah plastik.
Kami buktikan dengan ini, termasuk kegiatan-kegiatan yang lain.
Target utama kami, serangan bebas dari sampah plastik.
Bukan bebas dari pengunaannya
Tetapi bebas dari sampahnya yang bertebaran dimana-mana," ujarnya. (*)