TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Tim PengendaliAn Inflansi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melaksanakan High Level Meeting (HLM) pada Rabu, 18 Mei 2022 dalam rangka persiapan menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Rapat dilaksanakan secara langsung di Rumah Jabatan VWakil Bupati Badung dan diimpin oleh Wakil Bupati Badung.
Kegiatan HLM dihadiri oleh Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Bali,
serta seluruh anggota TPID Kabupaten Badung.
Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa menyampaikan secara umum ketersediaan pasokan dan
stabilitas harga pada triwulan I tahun 2022 dapat terjaga, kecuali beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi harga seperti daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan minyak goreng.
Baca juga: Penghasilan Penjual Masker Bisa Mencapai Rp2,5 Juta Per Harinya, Kini Hanya Rp300rb Per Hari
Baca juga: DARURAT RABIES! Dalam Lima Bulan, Terjadi 1093 Kasus Gigitan Anjing di Bangli
Baca juga: Anjing Liar Kembali Gigit Warga Tabanan, Petugas Bakal Lakukan Vaksinasi Darurat Rabies
Suiasa juga menyampaikan evaluasi pengendalian inflasi daerah yaitu kurangnya produksi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Badung, program pemanfaatan pekarangan untuk penanaman kebutuhan pokok, seperti cabai, tomat, sayuran dan buahan-buahan belum optimal.
Perlu dilakukan pemantauan dan koordinasi yang lebih intensif untuk mengatasi terbatasnya suplai dan kurang lancarnya distribusi minyak goreng. gula pasir dan tepung terigu, serta belum semua kebutuhan dapat dipenuhi dengan produksi sendiri, sehingga diperlukan adanya peningkatan kerja sama dengan daerah lain yang mengalami surplus produksi.
Deputi direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun menyebut gejolak inflasi hampir selalu terjadi di hari raya besar keagamaan.
Oleh karenanya, kerja sama antar daerah menjadi salah satu tools untuk menjaga stok pangan. Pada kesempatan ini, Donny
secara singkat menyampaikan perkembangan ekonomi global, nasional, hingga spesifik terkait perekonomian Bali.
Perekonomian Bali pada triwulan 1 2022 tercatat tumbuh 1,46 % (yoy), membaik
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,51 % (yoy).
Pariwisata di Bali kian membaik sejalan dengan banyaknya penyelenggaraan sejumlah event internasional dan pelonggaran kebijakan perjalanan yang mendorong minat wisatawan mancanegara dan nusantara untuk berwisata ke Bali.
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, beberapa komoditas perlu diwaspadai karena sering menjadi penyumbang inflasi pada periode tersebut, antara lain angkutan udara, daging ayam ras, canang sari, serta air kemasan.
Donny menyampaikan terdapat 2 faktor risiko ke depan yang perlu diwaspadai yakni pemulihan pariwisata yang perlu diantisipasi dengan ketersediaan stok bahan pokok yang mencukupi dan adanya krisis geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga energi dan komoditas global (minyak dunia, crude palm oil, gandum, dan kedelai.(*)