TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Sampah kini menjadi masalah serius bagi Kabupaten Badung. Pasalnya sampai sekarang Badung belum bisa mandiri untuk menangani masalah sampah.
Menjadi tuan rumah G20 dan penutupan TPA Suwung pun menambah PR bagi Pemkab Badung terkait penanganan sampah.
Karena itu, pemerintah berupaya mengatasi sampah berbasis sumber dengan melibatkan desa dinas dan desa adat yang ada.
Baca juga: Dinas Terkait di Badung hingga Klungkung Periksa Daging Babi, Petugas Pastikan Aman Dikonsumsi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung, Wayan Puja saat dikonfirmasi Kamis 9 Juni 2022 mengakui jika telah melakukan koordinasi dengan Bendesa Adat terkait pengelolaan sampah berbasis sumber.
Dirinya juga meminta tiap desa, khususnya desa dinas untuk bisa mengolah sampah.
"Upaya ini penting dalam menyikapi kondisi yang berkembang belakangan ini, seperti pelaksanaan Presidensi G20 di Nusa Dua dan rencana penutupan TPA Regional Sarbagita Suwung," kata Puja.
Baca juga: Jelang Galungan, Harga Buah di Pasar Badung Naik 30 Persen, Agustini: Naiknya Tergantung Stok Barang
Menurutnya, TPA Regional Suwung rencananya akan ditutup pada Bulan September, oleh karena persoalan sampah bukan hal yang sepele.
"Semua itu (persoalan sampah red) merupakan kunci dalam menciptakan kondisi bersih sebagai daerah tujuan wisata," tambahnya.
"Makanya kita perlu peran serta desa adat juga di Badung. Kami pun sudah melaksanakan koordinasi dengan seluruh bendesa adat," ujarnya.
Baca juga: Seorang Warga Jatuh dari Tebing di Pecatu Badung, Motornya yang Terparkir Berjam-jam Bikin Curiga
Selain dengan seluruh bendesa adat, pihaknya juga menjalin koordinasi dengan Desa Dinas/Kelurahan.
"Kita harus tegaskan kesiapan pengelolaan sampah di bawah, agar jangan terjadi saling lempar tanggung jawab," tambahnya.
Dikatakan, pihaknya melalui OPD terkait telah membangun TPST di Badung Selatan, Badung Tengah dan Badung Utara.
Selain itu semua desa juga diwajibkan untuk membangun TPS 3R mengingat ada sampah rumah tangga, restoran dan seterusnya, termasuk juga ada sampah kiriman dari angin barat yang jumlahnya sampai 300 ton per hari.
Baca juga: Seorang Warga Jatuh dari Tebing di Pecatu Badung, Motornya yang Terparkir Berjam-jam Bikin Curiga
Di lain sisi, Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Kabupaten Badung, AA Gede Agung Dalem, menjelaskan saat ini di Badung menghidupkan kembali TPS3R yang sempat mati suri.
Ada 17 TPS3R yang direvitalisasi yang tersebar di Badung.