TRIBUN-BALI.COM - Insiden saat Persib Bandung berlaga diajang Piala Presiden yang membuat 2 bobotoh meninggal kini berbuntut panjang.
Mantan Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Muhammad Farhan, berharap Stadion GBLA tetap menjadi markas Persib pasca insiden yang membuat 2 bobotoh meninggal saat laga melawan Persebaya, Jumat lalu.
Farhan berharap PSSI objektif dalam berkesimpulan dan tak menghentikan operasional Stadion GBLA.
"Saya harap PSSI mempertimbangkan posisi strategis GBLA sebagai salah satu episentrum sepak bola Indonesia. Maka apapun hasil investigasi PSSI harus memberikan solusi bagi pengelolaan GBLA, bukan malah menutupnya," kata Farhan, kemarin.
Farhan mengatakan, tragedi tewasnya bobotoh ini menimbulkan duka yang mendalam bagi semua pihak, terutama bobotoh.
"Rasanya ingin menyalahkan semua orang yang kita anggap bertanggung jawab, tetapi sebagai sebuah keluarga besar, kita harus introspeksi," ujarnya.
Farhan mengatakan, antusiasme bobotoh menyaksikan penggawa Persib secara langsung di stadion tak perlu diragukan sangat tinggi.
Namun, ada beberapa hal yang harus dipahami secara bersama dan bijak.
"Introspeksi pertama sebagai sesama bobotoh bahwa antusiasme kita sebagai bentuk kecintaan kepada Persib harus kita kelola bersama, jangan sampai kita terjebak dalam tindakan mengambil tindakan berisiko tinggi," kata Farhan, yang selain pernah menjabat sebagai Direktur Marketing Persib Bandung, juga pernah jadi bagian dari Panpel laga Persib.
Baca juga: INILAH Kronologi Insiden Tewasnya 2 Bobotoh Saat Persib Main Di Stadion GBLA Menurut Saksi Selamat
"Sebagai orang yang pernah menjadi Panpel, saya mengerti betul tekanan yang dihadapi dari berbagai pihak. Masalah secara 360 derajat mengepung, mulai dari jadwal pertandingan hingga distribusi tiket," katanya.
Ia juga berharap Panpel tidak putus asa dan kembali mengevaluasi apa yang kurang dalam pelaksanaan pengamanan laga Persib.
"Panpel jangan sampai pernah lalai dan menyerah, karena kami ingin pertandingan tetap digelar dengan penonton langsung," ujarnya.
Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, mengatakan selain menimbulkan korban tewas, membeludaknya penonton di stadion GBLA pada laga Jumlat lalu juga membuat sejumlah fasilitas stadion rusak.
"Beberapa pintu gerbang yang jebol, pintu kaca yang pecah, juga kerusakan fasilitas-fasilitas lain, seperti toilet, musala, dan tempat lainnya yang harus segera dilaporkan," ujarnya usai meninjau kondisi Stadion GBLA, kemarin.
Ia meminta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung selaku pihak pengelola stadion segera menginventarisasi kerusakan itu dan memperbaikinya.