"Sementara jalur olahraga dan seni budaya masing-masing 3 persen atau masing-masing sebanyak 194 orang. Kami pastikan semua lulusan SD tertampung di SMP pada penerimaan PPDB Jalur zonasi," ungkapnya.
Terkait dengan jalur zonasi, Wahyuni melanjutkan, bahwa pihaknya sudah menetapkan zonasi berdasarkan tempat tinggal dengan acuan banjar sebagai tempat tinggal siswa.
Karena itu, kini pihaknya sedang melakukan pemetaan, misalnya pada zonasi SMP 1 Tabanan, maka dilihat di sekitaran itu ada SD apa saja dan berapa siswa SD yang lulus.
Ketika memang jumlahnya melebihi dari kuota maka jalur zonasi akan digeser sedikit.
“Ketika siswa-siswi lulusan melebihi dari daya tampung zonasi SMP maka akan berubah. Akan diubah sedikit. Karena basic zonasi itu banjar,” jelasnya.
Pemetaan juga, menurut Wahyuni, nantinya menyangkut dengan siswa-siswi yang kemarin tidak sekolah di Tabanan namun tinggal di Tabanan.
Maka dari itu, pihaknya juga akan memetakan bagaimana mengatasi hal tersebut.
“Saat ini soal ini belum dipetakan. Makanya itu akan kami pikirkan. Dan untuk setiap siswa dalam satu kelas atau rombel biasanya 32 orang atau siswa untuk di SMP ya,” imbuhnya.
SMP Bintang Persada Satu-satunya SMP Swasta yang Bertahan
Dari jumlah 39 sekolah tingkat menengah di Tabanan, hanya tersisa satu saja SMP swasta.
SMP swasta ini ialah Bintang Persada yang menjadi favorit bagi siswa-siswi di Tabanan.
Kabid SMP Dinas Pendidikan Tabanan AA Wahyuni mengatakan, bahwa dari 40 sekolah SMP Negeri dan Swasta, ada satu SMP Swasta yang sudah tidak beroperasi, yakni, SMP Saraswati Tabanan.
Sehingga saat ini, hanya tersisa 39 sekolah SMP, dengan rincian 38 SMP Negeri dan satu Swasta. Satu sekolah swasta ini, yakni Bintang Persada.
“SMP Bintang Persada memang favorit,” ungkapnya.