TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hingga kini pembatasan lalu lintas terkait pengiriman hewan ternak berkaki empat keluar Bali belum dibuka. Ditutupnya akses pengiriman hewan ternak ini dilakukan pasca merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali.
Banyak dampak yang ditimbul akibat ditutupnya akses pengiriman hewan ternak keluar Bali. Terutama pada hewan ternak babi yang terancam harganya merosot. Sebelumnya pengiriman babi dari Bali ke Pulau Jawa terutama Jakarta telah menjadi rutinitas. Tentunya hal tersebut dapat mengancam menumpuknya populasi sehingga memberi pengaruh terhadap harga.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali I Katut Hari Suyasa mengatakan, saat ini harga babi di peternakan rakyat telah mencapai Rp39.000 per kilogram berat hidup dari sebelumnya Rp42.000 per kilogram.
"Harga ini telah di bawah harga proses produksi (HPP) yang mencapai Rp40.000 per kilogram," kata dia pada, Jumat 5 Agustus 2022.
Lebih lanjutnya ia mengatakan harga ini memang masih belum begitu merosot tajam. Karena penggunaan daging babi di Bali saat ini yang masih bagus diselamatkan oleh kegiatan pariwisata Bali. Selain itu, momen Galungan lalu juga cukup mempengaruhi pengurangan populasi, sehingga saat ini harga masih bagus.
Namun kedepan, jika pembatasan masih terus berlanjut, dikatakan Hari akan benar-benar mengancam harga babi. Pasalnya pengiriman ternak babi ke luar Bali, khusunya Jakarta mencapai 13 ribu ekor setiap bulannya.
"Jika pengiriman keluar Bali masih tidak bisa dilakukan, kita tidak tahu kondisi pada Agustus dan September mendatang,” tambahnya.
Hingga saat ini pembatasan pengiriman ternak berkaki empat ke luar pulau sudah berlangsung sejak kurang lebih sebulan. Pihaknya mengaku telah mencoba berkomunikasi dengan pemerintah terkait pemberian vaksinasi juga kepada ternak babi. Dengan itu, dia berharap setelah vaksinasi diberikan, pengiriman ternak ke luar pulau bisa diijinkan. (*)
Baca juga: Sebut Banyak Kotoran Sapi di Bali, Pelaku Pariwisata Bali Nilai Politisi Australia Cari Popularitas
Baca juga: Cegah Wabah PMK, KKN Unud di Desa Undisan Gelar Penyuluhan Pembuatan Cairan Eco Enzyme