Berita Denpasar

FSPM Bali Tolak Kenaikan Harga BBM, Segera Keluarkan Pernyataan Resmi

Penulis: Putu Supartika
Editor: Harun Ar Rasyid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebagai upaya memenuhi pasokan distribusi BBM ke seluruh SPBU di Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. PT Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, memastikan distribusi BBM ke SPBU tepat waktu. Sehingga pasokan ke konsumen terpenuhi.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) regional Bali menolak kenaikan harga BBM.

Akan tetapi, pihaknya tak ikut aksi demo, besok.

Pihaknya akan segera mengirimkan pernyataan resmi.

"Nanti setelah pernyataan resminya keluar akan saya kirimkan," kata Sekjen FSPM Regional Bali, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana pada Senin, 5 September 2022.

Sejumlah elemen organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus se-Bali menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Rabu 13 April 2022 (ist)

Pihaknya mengaku esok tak menggelar aksi demo penolakan kenaikan BBM.

"Besok saya ke Jakarta, bukan demo tapi ada agenda tanggal 7 ini," katanya.

Terkait dengan kenaikan harga BBM bersubsidi ini, Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) regional Bali merasa kecewa.

“Kami merasa kecewa dengan keputusan yang dibuat pemerintah yang menaikkan BBM bersubsidi ini. Karena baru saja pariwisata di Bali mulai menggeliat,” katanya.

Rai mengatakan selain pariwisata baru menggeliat, pekerja pariwisata yang mulai bekerja pasca Pandemi Covid-19 ini belum memiliki penghasilan yang masih jauh dari layak.

“Tiba-tiba BBM subsidi utamanya Pertalite naik. Jelas akan memberatkan pekerja di Bali,” kata Rai.

Karena kenaikan dari BBM ini akan berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok.

“Bagaimana mungkin sedang dalam masa sulit bagi masyarakat kemudian pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini,” katanya.

Pihaknya pun berharap agar pemerintah melakukan peninjauan kembali terhadap kenaikan BBM ini.

Dan bahkan FSPM regional Bali secara tegas menolak kenaikan BBM bersubsidi ini.

“Kami bersikap bahwa kami FSPM menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM ini. Ekonomi Bali dan juga nasional belum pulih,” katanya.

Ia mengatakan saat ini kebanyakan penghasilan dari pekerja khususnya pariwisata di Bali belum pulih.

Rata-rata dari mereka baru mendapat penghasilan rata-rata 50 persen dari penghasilan sebelumnya.

“Mungkin daerah-daerah Badung yang kena imbas G20 sudah normal, tapi yang lain masih sekitar 50 persen kembali penghasilan mereka. Karena ada beberapa hotel belum menerapkan upah secara penuh,” katanya.

Dirinya pun mengatakan penghasilan dari pekerja hotel ini tak hanya dilihat dari Denpasar maupun Badung, namun menyeluruh di Bali.

“Mungkin di Denpasar dan Badung sudah lebih baik. Tapi bagaimana dengan daerah lainnya. Karena Bali kan bukan Badung dan Denpasar saja,” katanya. (*)

Berita Terkini