NEGARA, TRIBUN-BALI.COM- Jumlah kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Jembrana terus bertambah. Hingga Selasa 7 Pebruari 2023 kemarin, tercatat ada 13 kasus anjing rabies positif dari ratusan kasus gigitan HPR. Ada tambahan satu kasus di bulan Pebruari ini. Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana pun semakin gencar melakukan vaksinasi rabiess emergency maupun vaksinasi massal.
Menurut data yang diperoleh, sebaran 13 kasus positif rabies tersebut berada di 13 Desa di empat Kecamatan, kecuali Kecamatan Mendoyo. Rinciannya di Kecamatan Melaya terdapat lima kasus, di Kecamatan Negara terdapat tiga kasus, di Kecamatan Jembrana terdapat dua kasus. Sedangkan untuk di Kecamatan Pekutatan tercatat ada tiga kasus anjing positif rabies.
"Ada tambahan satu kasus di awal bulan ini. Itu sesuai hasil lab dari sampel otak HPR yang kita kirim sejak pekan lalu," kata Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, Rabu 8 Pebruari 2023.
Dia melanjutkan, jumlah kasus tersebut tersebar di 11 desa, empat Kecamatan di Jembrana pada periode 5 Januari-7 Pebruari 2023. Seperti biasa, pasca hasil lab sampel otak dari BBVeteriner keluar, petugas keswan Jembrana langsung melakukan vaksiansi emergency maupun massal di lokasi. Hingga kini, capaian vaksinasi di Jembrana sudah menyasar 4.427 ekor HPR atau 9,57 persen dari total estimasi populasi sebanyak 46.243 ekor HPR.
"Tentunya kita gelar vaksinasi semaksimal mungkin. Stok vaksin kita juga masih aman. Dari stok 10 ribu dosis, saat ini masih tersisa lima ribuan lebih," ungkapnya.
Selain vaksinasi, kata dia, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan KIE alias edukasi ke sejumlah sekolah. Edukasi sangat penting dilakukan agar masyarakat, dimulai dari anak sekolah paham terhadap bahayanya kasus rabies ini.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam hal penanganan rabies di Jembrana ini. Sebab, belakangan ini banyak ditemukan anjing liar yang tiba-tiba menyerang masyarakat.
"Kami harap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan agar kita lakukan penanganan. Kami harap peran serta masyarakat Jembrana untuk memerangi rabies bersama-sama," imbaunya.
Waspada Gigitan HPR Risiko Tinggi
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana mengungkapkan, anjing liar yang menyerang dua orang warga sekolah di PAUD wilayah Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana menjadi pelajaran. Sebab, salah satu korbannya yakni bocah dua tahun menderita gigitan di areal wajah. Gigitan pada wajah tersebut masuk kategori gigitan risiko tinggi karena berdekatan dengan pusat syaraf.
Menurutnya, pascamenderita gigitan di areal berisiko tinggi wajib mendapat penanganan VAR tahap I. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi jika HPR yang menyerang nantinya dinyatakan positif. Dan jika positif, korban gigitan wajib diberikan Serum Anti Rabies (SAR).
Kemudian, kata dia, jika gigitan di luar risiko tinggi nantinya bakal tetap diberikan VAR. Begitu hasil lab menunjukan positif rabies, para korban gigitan akan diberikan VAR lengkap atau tiga tahap. Rinciannya, VAR pertama sebanyak 2 dosis diberikan pada hari ke-nol. Selanjutnya atau 7 hari berikutnya dilakukan VAR ke 2 sebanyak 1 dosis, terakhir atau di hari ke 21 pasca gigitan dilakukan VAR ke-3 dengan takaran 1 dosis.
"Jika positif, VAR diberikan lengkap sesuai prosedur yakni tiga kali. Tapi, jika hasilnya negatif hanya diberikan VAR pertama saja," jelasnya.
Adnyana menegaskan, sejatinya kasus gigitan HPR tidak berbahaya jika penanganannya dilakukan secara baik dan sesuai prosedur. Yang terpenting, ketika mengalami kasus gigitan HPR masyarakat tidak usah panik. Langkah pertama harus segera mencuci luka gigitan pada air mengalir minimal 10-15 menit menggunakan sabun, karena pada selaput virus rabies terdapat lemak, sehingga dengan sabun dapat meluluhkan virus. Secara teori, langkah pencegahan itu bisa menghilangkan 80 persen.
"Kemudian, sisanya lagi 20 persen (virus) akan dihambat dengan VAR. Vaksin akan menghambat virus menuju pusat saraf," terangnya.
Bagaimana dengan ketersediaan VAR di Jembrana, Adnyana menegaskan stok VAR di Jembrana sejauh ini masih aman dan sudah ada di 11 rabies center diantaranya di 10 Puskesmas serta 1 RS yang ada di Jembrana, masing-masing disediakan 10 hingga 20 vial vaksin.(*)