TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah digunakan untuk tempat kunjungan delegasi KTT G20 beberapa waktu lalu, Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai Denpasar belum dibuka untuk masyarakat umum.
Tahura dengan luas 1.373,5 hektar ini masih dikelola oleh Pemerintah Pusat.
Ketika ditemui pada acara Kementerian Lingkungan Hidup Peringati Hari Sampah pada, Rabu 8 Februari, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, I Made Teja mengungkapkan hingga kini pihaknya masih menunggu arahan dari persetujuan dari Kementerian terkait dibukanya Tahura Ngurah Rai untuk obyek wisata.
“Nanti kan kita harus rapat dulu ini. Kita harus diskusikan, bagaimana bentuk pemeliharaannya, apakah nanti kepada Bapak Gubernur atau Kementerian. Jadi sementara ini kan untuk pemeliharaannya di Kementerian dulu, masing-masing bertanggungjawab atas PKS yang disetujui,” jelas, Teja.
Sementara ini pengelolaan Tahura masih di Kementerian terlebih dahulu, namun pihaknya tetap sebagai pengelola kawasan tetap bertanggung jawab untuk Tahura menjaga secara bersama-sama dengan balai-balai yang ada.
Untuk dibukanya sebagai obyek wisata, pihaknya akan berdiskusi terkait dengan keamanan, sarana yang ada, kebersihan, dan bagaimana ketertiban lainnya di masyarakat.
“Tapi sementara ini masih kita minta koordinasi dulu dengan beliau yang ada di sini desa-desa adat yang terlibat di sini untuk menjaga juga kebersihan dan keamanan,” sambungnya.
Sementara kondisi pohon Mangrove yang ditanam saat G20 dalam pemeliharaannya Pemprov Bali bekerja sama dengan beberapa kelompok, sehingga pemberdayaannya lebih kuat.
Baca juga: Tahura Mangrove Bali Belum Dibuka ke Umum, Masih Digunakan untuk Kunjungan Tamu Pemerintah
Ia pun mengakui SDM terbatas, sehingga diberikan kesempatan untuk bekerja sama agar pohon Mangrove lebih terjaga, terutama mengawasi sampah-sampah disekitaran Mangrove.
Selain itu juga selain juga memperhatikan apakah ada tanaman-tanaman yang mungkin sudah mati akan diganti dengan yang baru.
Setiap harinya kawasan Tahura ini diawasi untuk menjaga kelestariannya.
(*)