“Nanti pasti melihat apakah, kemampuan atau ketersediaan anggaran daerah, dapat kembali mengcover subsidi sampai dengan 100 persen atau menerapkan model bentuk layanan lain yang diterapkan seperti setengah subsidi, ataupun mandiri,” bebernya.
Murdika menambahkan, sekolah yang sudah menerapkan layanan angkutan siswa dengan model kemandirian, tentu pihaknya akan tetap memantau.
Bahkan, selanjutnya memfasilitasi, pramudi armadanya akan dibuatkan paguyuban termasuk apakah perlu dibuatkan semacam AD/ARTnya.
Pola kemandirian ini dilihat sudah jalan di beberapa tempat dan tinggal peninjauan saja.
“Kalau pengembangan jangkauan layanan hanya tinggal stimulus saja berapa bisa dikasih subsidi,” imbuhnya. (*)