Fiki Naki

Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif?

Penulis: Sunarko
Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif?

Meskipun begitu, masih ada segelintir netizen yang terkesan kurang bisa menerima, dan tetap memunculkan komentar yang mempersoalkan kepulangan sendiri Tugba.

Polemik dan kegaduhan yang terjadi antara netizen, kalangan fans dan bintang idola sebetulnya bukan hal yang baru di ranah publik.

Para selebritis dan pesohor (baik dari dunia hiburan, olahraga dan bahkan di panggung politik) memang tak akan bisa benar-benar steril dari isu, rumor, gunjingan dan polemik. Sebab, sebagai pesohor, aktivitas mereka tentu selalu dalam sotoran khalayak ramai.

Namun, ada satu fenomena baru yang bisa menjelaskan dengan lebih pas dinamika relasi dan interaksi antara fans dengan idola mereka.

Fenomena baru itu ternyata merupakan gejala umum yang menimpa hampir semua bintang idola, dan itu terjadi terutama akibat perkembangan teknologi internet, khususnya media sosial.

Apa fenomena baru itu?

Fenomena baru dalam hubungan antara netizen (termasuk fans) dan bintang idola ini disebut sebagai Relasi Parasosial atau Parasocial Relationship.

Relasi parasosial merupakan hubungan semu antara penggemar dengan sang idola, yang diperantarai oleh media sosial.

Relasi parasosial dibangun secara sepihak berdasarkan imajinasi penggemar itu sendiri terhadap idolanya. Pada umumnya, relasi parasosial tidak memiliki landasan interaksi yang konkret di kehidupan nyata antara si penggemar dengan bintang idolanya.

Sekali lagi, hubungan parasosial memang fenomena khas di era internet dan media sosial.

Dalam relasi parasosial, fans tidak hanya menyukai karya sang idola. Lebih dari itu, fans juga bisa sangat tertarik dan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap kehidupan pribadi sang idola.

Fiki Naki dan Tugba (tangkapan layar instagram stories Tugba (@tugkiara))

Konsekuensinya, fans akan mengikuti setiap kabar dan gerak-gerik idolanya. Bahkan fans pun merasa mengenal dekat sosok sang idola dan terjalin hubungan emosional dengan sang idola.

Padahal, semua itu hanya didasarkan pada seringnya mereka mengikuti sang idola di dunia maya, seperti di YouTube, Instagram maupun TikTok.

Di satu sisi, hubungan parasosial ini bisa menimbulkan hal-hal yang positif. Tetapi, tidak jarang juga membawa pengaruh negatif, terutama terhadap sang idola.

Pengaruh positif relasi parasosial akan terjadi apabila fans dan idola bisa bekerjasama dan bersinergi untuk tujuan-tujuan kebaikan. Misalnya, penggalangan dana kemanusiaan, aksi bersama untuk pelestarian lingkungan, dan berbagai kegiatan sosial serta edukatif lainnya.

Di sini, dengan memanfaatkan akun medsosnya, biasanya sang idola menginspirasi dan mendorong netizen yang jadi fans-nya untuk berbuat kebaikan.

Halaman
1234

Berita Terkini