Namun, relasi parasosial bisa berubah menjadi negatif dan bahkan petaka ketika kecintaan fans terhadap sang idola sudah melampaui batas-batas kewajaran, sehingga terjadi apa yang disebut sebagai Obsessive Love Disorder atau Gangguan Cinta Obsesif.
Cinta Obsesif yang mengganggu ini terjadi saat seseorang memiliki keinginan yang sangat berlebihan atau terlalu fanatik terhadap orang yang diidolakannya.
Di antara gejala-gejala orang yang mengalami Gangguan Cinta Obsesif ialah, dia merasa lebih tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi idolanya. Bahkan lebih jauh lagi, mereka ingin campur tangan, mengatur dan mendikte sang idola.
Dikte dan campur tangan itu mereka lampiaskan melalui pernyataan dan komentar di akun media sosial milik sang idola atau akun orang-orang dekat sang idola.
Dalam ilmu psikologi, Cinta Obsesif ini sudah masuk kategori gangguan mental.
Kegaduhan netizen perihal kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu bisa diambil hikmahnya.
Setidaknya, Fiki Naki dan keluarga kini mulai mengenali realitas dunia fans dengan segala dinamika dan variasinya, Kadang netizen bisa lembut, santun dan supportif; namun kadang bisa kasar, vulgar dan keras.
Perlu juga dipertimbangkan oleh Fiki Naki untuk mulai belajar tentang ilmu dan strategi komunikasi serta public relations guna menghadapi publik secara lebih profesional dan canggih.
Dengan ketenaran Fiki yang terus menanjak, dan dibarengi mulai kuatnya pesona Tugba di kalangan netizen Indonesia, perhatian publik tentu akan lebih meningkat terhadap mereka.
Makin tinggi sebuah pohon, terpaan angin akan makin kencang.
Makin bersinar popularitas duo Fiki Naki & Tugba, maka akan makin besar sorotan publik terhadap apapun hal yang dikerjakan oleh Fiki dan Tugba.
Dengan makin besarnya sorotan publik terhadap bintang idola, maka makin diperlukan skill dan ilmu komunikasi yang canggih dari sang idola dalam berinteraksi dan menghadapi mereka. Apalagi jika muncul isu tak sedap, rumor dan gunjingan negatif terkait sang idola.
Ilmu komunikasi mengajarkan, gunjingan dan tudingan negatif publik serta rumor, tidak selalu harus direaksi dengan suatu tanggapan berupa penjelasan jika memang itu tidak diperlukan.
Apabila situasinya belum kondusif untuk menjawab suatu isu, memilih diam atau tidak memberi tanggapan adalah juga suatu bentuk respon. Yakni respon non-verbal.
Sebab, dalam beberapa kasus, bukti nyata (dan bukannya penjelasan atau klarifikasi) justru bisa lebih efektif dalam menjawab tudingan negatif dan rumor yang diarahkan pada idola.
Terbukti, ketika pada 13 Februari 2023 Fiki Naki dan Tugba adakan live IG bersama, komentar-komentar positif pun deras bermunculan. Apalagi sehari kemudian yakni tanggal 14 Februari 2023 yang bertepatan dengan Valentine's Day, Fiki memposting di IG-nya sebuah iklan endorsement yang turut menampilkan Tugba.
Karena itu, ada yang berpendapat, live bareng dan unggahan endorsement tersebut menjadi jawaban yang telak bahwa segalanya baik-baik saja antara Fiki dan Tugba.