TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Ida Anglurah Puri Agung Krambitan XII, AA Ngurah Ketut Dharma Putra menyambut baik Raja Kerajaaan Aceh Iskandar Raja.
Pertemuan yang berlangsung di Puri Agung Kerambitan itu pun membahas segala macam hal.
Mulai dari keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga menikmati pemandangan panorama DTW Jatiluwih di Kecamatan Penebel Tabanan.
Murdaning Pengajeg Desa Adat Puri Agung Kerambitan, AA Ngurah Adnya Praba mengatakan, Ida Anglurah sebagai Jejeneng Desa Adat Bale Agung Krambitan, sebagai Sabha Desa Adat Bale Agung Krambitan, bertemu dengan Raja Kerajaan Aceh Iskandar Raja di Puri Agung Krambitan.
Baca juga: Sukses Pimpin Empat Organisasi di Bali, Putri Koster Tegaskan Perempuan Berperan Penting di Pemilu
Pertemuan ini merupakan awal dari pertemuan paguyuban keraton Raja-raja Nusantara yang sering diadakan di Bali, Jogja, Solo, dan Magelang.
Kemudian dari hasil pertemuan itu membentuk Mantra (Masyarakat Adat Senusantara).
“Dari sinilah kita saling silaturahmi saling mengenal secara kekeluargaan seluruh keraton senusantara. Kemudian ada dialog kami saling bercerita tentang budaya sambil minum kopi,” ucapnya, Sabtu 25 Februari 2023.
Pertemuan sendiri dilakukan pada Jumat 24 Februari 2023, di mana merupakan pertemuan lanjutan setelah sebelumnya menggelar pertemuan di Magelang, Jawa Tengah di mana ada penampilan budaya se-Nusantara.
Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dalam acara tersebut.
Sedangkan khusus Ida Anglurah XII selaku tuan rumah kemarin, sambung Ngurah Adnya Praba, membahas tentang awal atau asal usul puri Agung Krambitan, kemudian babad sejarah dan menjelaskan bahwa puri sebagai sentrum budaya.
Baca juga: Tahun Baru Imlek, Kisah Raja Bali Persunting Putri China
Di mana memunculkan wisata budaya di desa adat Agung Puri Krambitan.
Pada akhirnya juga disampaikan hubungan antara masyarakat dengan puri sangat erat sekali.
“Di mana kebetulan puri Agung Kerambitan kami sampaikan juga masih dianggap lestari menjaga tatanan mandala/palebah puri,” ungkapnya.
Menurut dia, atas penjelasan tersebut, dari pihak kerajaan Aceh dan Bupati Aceh Jaya juga memperkenalkan daerahnya masing-masing.
Di mana Aceh sekarang sudah menjadi daerah yang terbuka dan semua ras dan agama di sana sudah ada.